Berita Film dan Buku Genre Science Fiction di Dunia Saat Ini – Ufsacademy

Ufsacademy.com Situs Kumpulan Berita Film dan Buku Genre Science Fiction di Dunia Saat Ini

Petualangan Epik dan Memukau di The Fifth Element – “The Fifth Element” adalah sebuah karya yang memukau dalam genre fiksi ilmiah, memadukan aksi yang mendebarkan dengan dunia yang kaya akan imajinasi. Dirilis pada tahun 1997 dan disutradarai oleh Luc Besson, film ini menghadirkan sebuah perjalanan yang luar biasa di tengah alam semesta yang fantastis. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang “The Fifth Element” dan mengapa film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berkesan dalam genre fiksi ilmiah.

Sinopsis “The Fifth Element”

“The Fifth Element” mengisahkan tentang pencarian seorang pahlawan yang terpilih untuk menyelamatkan dunia dari ancaman kehancuran. Di sebuah galaksi yang jauh di masa depan, seorang pemain taxi bernama Korben Dallas (diperankan oleh Bruce Willis) tanpa sengaja terlibat dalam misi penyelamatan ketika seorang wanita misterius bernama Leeloo (diperankan oleh Milla Jovovich) jatuh dari langit. Bersama dengan seorang ilmuwan tua dan sekelompok pemberontak, Korben dan Leeloo berusaha untuk menemukan dan mengaktifkan “elemen kelima” yang legendaris, satu-satunya kekuatan yang dapat menghentikan kekuatan jahat yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia.

Petualangan Epik dan Memukau di The Fifth Element

Visual yang Mengagumkan dan Desain Dunia yang Kreatif

Salah satu hal yang membuat “The Fifth Element” begitu menonjol adalah visual yang mengagumkan dan desain dunia yang kreatif. Dari kota futuristik New York hingga kapal luar angkasa yang megah, setiap adegan dalam film ini dipenuhi dengan detail yang menakjubkan dan imajinasi yang liar. Kostum-kostum yang unik dan desain karakter yang menarik juga menambah daya tarik visual film ini.

Aksi yang Mendebarkan dan Komedi yang Menghibur

Meskipun menghadirkan tema-tema serius tentang keberlangsungan hidup umat manusia, “The Fifth Element” juga menyajikan aksi yang mendebarkan dan komedi yang menghibur. Adegan-adegan pertarungan yang spektakuler dan momen-momen humor yang khas membuat film ini menjadi hiburan yang menyenangkan bagi para penonton dari segala usia.

“The Fifth Element” adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan kombinasi yang menggetarkan antara petualangan luar angkasa, visual yang mengagumkan, dan humor yang menghibur. Dengan alur cerita yang menggelitik dan karakter-karakter yang ikonik, film ini telah menempatkan dirinya sebagai salah satu karya yang paling berkesan dalam sejarah perfilman. Bagi para penggemar fiksi ilmiah dan petualangan epik, “The Fifth Element” adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Menggali Alam Bawah Sadar dengan Inception – “Inception” adalah sebuah karya yang menghadirkan lanskap batin yang kompleks, mengeksplorasi alam bawah sadar dan realitas dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perfilman. Disutradarai oleh Christopher Nolan dan dirilis pada tahun 2010, film ini menawarkan perpaduan yang menarik antara aksi yang mendebarkan dan misteri psikologis yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang “Inception” dan mengapa film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berkesan dalam genre fiksi ilmiah.

Sinopsis “Inception”

“Inception” mengikuti kisah seorang pencuri berbakat bernama Dom Cobb (diperankan oleh Leonardo DiCaprio), yang memiliki kemampuan untuk meretas alam bawah sadar orang lain untuk mencuri rahasia dari pikiran mereka. Dalam sebuah kesempatan yang langka, Cobb ditawari sebuah kesempatan untuk “menyuntikkan” sebuah ide ke dalam alam bawah sadar seseorang, suatu proses yang dikenal sebagai “inception”. Bersama dengan timnya, Cobb memulai misi yang berbahaya untuk mencapai tujuan ini, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dia harus menghadapi rahasia gelap dari masa lalunya yang terus menghantuinya.

Menggali Alam Bawah Sadar dengan Inception

Eksplorasi Konsep Alam Bawah Sadar

“Inception” menggali konsep-konsep kompleks tentang alam bawah sadar dan realitas dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam film. Melalui efek visual yang mengagumkan dan cerita yang penuh teka-teki, penonton dibawa dalam perjalanan yang menegangkan di dalam pikiran karakter utama, di mana realitas terus berubah dan batas antara mimpi dan kenyataan menjadi kabur.

Pertanyaan tentang Identitas dan Kenyataan

Di balik lapisan-lapisan misteri dan aksi yang mendebarkan, “Inception” juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang identitas, memori, dan kenyataan. Apa artinya menjadi diri sendiri? Bagaimana membedakan antara kenyataan dan imajinasi? Tema-tema ini memberikan dimensi filosofis yang mendalam pada cerita ini, memaksa penonton untuk merenungkan makna dari eksistensi manusia.

Pengaruh dan Warisan

Sejak dirilis, “Inception” telah menjadi sebuah karya kultus dalam genre fiksi ilmiah, memengaruhi banyak film dan media lainnya dalam budaya populer. Konsep-konsep yang diperkenalkan dalam film ini, seperti “totem” dan “limbo”, telah menjadi topik diskusi yang populer di antara penggemar film dan teori konspirasi.

“Inception” adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan kombinasi yang menarik antara misteri psikologis dan aksi yang mendebarkan. Dengan cerita yang kompleks, visual yang mengagumkan, dan tema-tema yang mendalam, film ini telah menempatkan dirinya sebagai salah satu karya yang paling berkesan dalam sejarah perfilman modern. Bagi para pecinta misteri dan penggemar cerita yang kompleks, “Inception” adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Menjelajahi Galaksi dengan Film Interstellar – “Interstellar” adalah sebuah karya epik dalam genre fiksi ilmiah yang menggabungkan petualangan luar angkasa dengan pemikiran filosofis yang mendalam. Disutradarai oleh Christopher Nolan dan dirilis pada tahun 2014, film ini menggambarkan sebuah perjalanan yang menggetarkan di luar angkasa, mengeksplorasi konsep-konsep kompleks seperti ruang-waktu, dimensi paralel, dan masa depan kemanusiaan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang “Interstellar” dan mengapa film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berkesan dalam sejarah sinema modern.

Sinopsis “Interstellar”

“Interstellar” mengikuti kisah seorang mantan pilot luar angkasa, Cooper (diperankan oleh Matthew McConaughey), yang dipilih untuk memimpin sebuah misi menyelamatkan umat manusia dari krisis ketersediaan sumber daya di Bumi. Bersama dengan sekelompok ilmuwan yang berani, Cooper memulai perjalanan melintasi galaksi untuk menemukan planet baru yang layak huni bagi umat manusia. Namun, mereka segera menemukan bahwa perjalanan mereka tidak hanya tentang menyelamatkan Bumi, tetapi juga tentang memahami ruang-waktu dan peran manusia dalam alam semesta.

Menjelajahi Galaksi dengan Film Interstellar

Eksplorasi Konsep Ilmiah yang Mendalam

“Interstellar” menghadirkan konsep-konsep ilmiah yang kompleks dengan cara yang mengagumkan, termasuk lubang cacing, singularitas gravitasi, dan relativitas waktu. Dengan bantuan konsultan ilmiah Kip Thorne, Nolan berhasil menciptakan representasi visual yang menakjubkan dari konsep-konsep ini, memberikan penonton pengalaman yang mendalam dalam pemahaman tentang alam semesta yang luas dan misterius.

Emosi dan Hubungan Manusia

Di balik spektakel visual dan eksplorasi ilmiah, “Interstellar” juga adalah sebuah kisah tentang hubungan antara manusia, keluarga, dan cinta. Perjalanan Cooper tidak hanya tentang menyelamatkan umat manusia, tetapi juga tentang hubungannya dengan putrinya, Murph, yang tetap setia di Bumi. Konflik emosional antara tugasnya sebagai penjelajah luar angkasa dan keinginannya untuk kembali kepada keluarganya memberikan dimensi emosional yang mendalam pada cerita ini.

Visual yang Mempesona dan Musik yang Menggetarkan

Salah satu hal yang membuat “Interstellar” begitu luar biasa adalah visual yang memukau dan musik yang menggetarkan dari Hans Zimmer. Penggambaran galaksi yang luas, planet-planet yang eksotis, dan peristiwa-peristiwa alam yang mengesankan memberikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi para penonton.

“Interstellar” adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan kombinasi yang menggetarkan antara petualangan luar angkasa dan pemikiran filosofis yang mendalam. Dengan visual yang memukau, cerita yang mendebarkan, dan tema-tema yang meresap, film ini telah menempatkan dirinya sebagai salah satu karya yang paling berkesan dalam sejarah sinema modern. Bagi para pecinta fiksi ilmiah dan penggemar petualangan luar angkasa, “Interstellar” adalah sebuah perjalanan yang tak terlupakan.v

Mengenal Saga Luar Angkasa Star Wars, A New Hope – “Star Wars: A New Hope” adalah sebuah film yang menjadi tonggak sejarah dalam dunia perfilman, memulai salah satu saga paling terkenal dan dicintai dalam sejarah sinema. Dirilis pada tahun 1977 dan disutradarai oleh George Lucas, film ini tidak hanya menjadi fenomena budaya tetapi juga mengubah lanskap industri hiburan secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang “Star Wars: A New Hope” dan mengapa film ini tetap menjadi ikon dalam genre fiksi ilmiah.

Sinopsis “Star Wars: A New Hope”

“Star Wars: A New Hope” mengisahkan tentang perjalanan seorang petani muda bernama Luke Skywalker, yang tanpa sengaja menemukan pesan dari seorang putri yang ditahan, Leia Organa, yang meminta bantuan untuk melawan Kekaisaran Galaksi yang jahat. Bersama dengan sekelompok pemberontak yang berani, termasuk Jedi tua Obi-Wan Kenobi dan pilot jagoan Han Solo, Luke berusaha untuk menghentikan Kekaisaran dan menghancurkan Death Star, senjata pemusnah bintang super mereka.

Mengenal Saga Luar Angkasa Star Wars, A New Hope

Pengenalan Tokoh dan Dunia

“Star Wars: A New Hope” memperkenalkan penonton pada dunia yang luas dan beragam, yang penuh dengan alien, planet asing, dan teknologi futuristik. Karakter-karakter yang ikonik seperti Darth Vader, Princess Leia, dan Yoda menjadi ikon dalam budaya populer, sementara setting-setting seperti Tatooine, Death Star, dan Hoth telah menjadi legendaris dalam dunia fiksi ilmiah.

Perjuangan antara Kebaikan dan Keburukan

Di balik efek khusus yang spektakuler dan aksi yang mendebarkan, “Star Wars: A New Hope” adalah sebuah kisah tentang perjuangan antara kebaikan dan keburukan, cinta dan pengorbanan, dan harapan dalam menghadapi kegelapan. Tema-tema ini merangkum esensi dari apa yang membuat saga “Star Wars” begitu memikat bagi para penggemar dari segala usia.

Pengaruh dan Warisan

Sejak dirilis, “Star Wars: A New Hope” telah menjadi fenomena budaya yang menginspirasi generasi setelah generasi. Film ini tidak hanya menghasilkan sekuel dan prekuel yang sukses, tetapi juga memicu peningkatan minat dalam genre fiksi ilmiah dan fantasy. Pengaruhnya dapat dilihat dalam berbagai aspek budaya populer, termasuk film, televisi, buku, mainan, dan lainnya.

“Star Wars: A New Hope” adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman menonton yang mendalam dan memikat bagi para penggemar petualangan luar angkasa. Dengan karakter-karakter yang ikonik, alur cerita yang mendebarkan, dan tema-tema yang meresap, film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sejarah sinema. Bagi para penggemar “Star Wars” dan fiksi ilmiah secara umum, “A New Hope” adalah sebuah perjalanan yang tidak boleh dilewatkan.

Penetrasi Realitas, Eksplorasi Fiksi Ilmiah dalam The Matrix – “The Matrix” adalah sebuah film fiksi ilmiah yang menjadi fenomena budaya dan ikonik dalam sejarah sinema. Disutradarai oleh The Wachowskis dan dirilis pada tahun 1999, film ini menghadirkan sebuah visi futuristik yang menggabungkan aksi yang mendebarkan dengan konsep-konsep filosofis yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang “The Matrix” dan mengapa film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam genre fiksi ilmiah.

Sinopsis “The Matrix”

“The Matrix” mengisahkan tentang dunia di mana manusia hidup dalam ilusi yang diciptakan oleh mesin superintelek yang menguasai dunia nyata. Protagonis utama, Neo (diperankan oleh Keanu Reeves), adalah seorang hacker yang secara tidak sengaja menemukan kebenaran tentang kenyataan yang dia kenal: manusia sebenarnya menjadi budak bagi mesin, dan kenyataan yang dia percayai hanyalah simulasi virtual yang dikenal sebagai “The Matrix”. Bersama dengan para pemberontak, Neo bertempur untuk membebaskan manusia dari penjara ilusi ini dan mengakhiri kekuasaan mesin.

Penetrasi Realitas, Eksplorasi Fiksi Ilmiah dalam The Matrix

Konsep Filosofis dan Metafisika

“The Matrix” tidak hanya menawarkan aksi yang mendebarkan, tetapi juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendalam tentang realitas, identitas, dan kebebasan. Konsep-konsep seperti simulasi realitas, determinisme, dan kebebasan individu menjadi pusat dari narasi film ini, memaksa penonton untuk merenungkan makna kehidupan dan eksistensi manusia.

Visual dan Efek Khusus yang Revolusioner

Salah satu hal yang membuat “The Matrix” begitu menonjol adalah visual dan efek khususnya yang revolusioner. Adegan aksi yang diciptakan dengan teknik “bullet time” menjadi ikonik, menghadirkan pengalaman visual yang tak terlupakan bagi para penonton. Gaya sinematik yang inovatif dan atmosfer yang gelap juga menambah daya tarik film ini.

Pengaruh dan Warisan

Sejak dirilis, “The Matrix” telah menjadi sebuah fenomena budaya, memengaruhi banyak film, televisi, dan media lainnya dalam budaya populer. Konsep-konsep yang diperkenalkan dalam film ini terus mempengaruhi pembuat film dan penulis, serta menjadi bahan diskusi dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan.

“The Matrix” adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman menonton yang mendalam dan memikat bagi para penggemar cerita yang kompleks dan aksi yang spektakuler. Dengan konsep filosofis yang mendalam, visual yang revolusioner, dan performa yang kuat dari para aktor, film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sejarah sinema. Bagi para penggemar fiksi ilmiah yang mencari sebuah petualangan intelektual yang mendebarkan, “The Matrix” adalah pilihan yang sempurna.

Eksplorasi Masa Depan yang Gelap, Blade Runner – “Blade Runner” (1982) adalah sebuah film klasik yang menjadi ikon dalam genre science fiction dan distopia. Disutradarai oleh Ridley Scott dan dibintangi oleh Harrison Ford, film ini menggambarkan sebuah visi yang gelap dan kompleks tentang masa depan yang penuh dengan kehidupan buatan dan pertanyaan etis tentang manusia dan kecerdasan buatan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang “Blade Runner” (1982) dan mengapa film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sejarah sinema.

Sinopsis “Blade Runner” (1982)

“Blade Runner” mengambil latar di Los Angeles pada tahun 2019, di mana manusia hidup berdampingan dengan “replicants”, kehidupan buatan yang diciptakan untuk melayani manusia. Cerita ini mengikuti perjalanan seorang “blade runner” bernama Rick Deckard (diperankan oleh Harrison Ford), seorang pemburu bayaran yang ditugaskan untuk “pensiun” (membunuh) replicants yang melarikan diri ke Bumi. Namun, ketika Deckard menemukan bahwa replicants memiliki lebih banyak kompleksitas emosional daripada yang dia kira, dia mulai mempertanyakan batasan antara manusia dan kehidupan buatan.

Eksplorasi Masa Depan yang Gelap, Blade Runner

Dunia Distopia yang Gelap

“Blade Runner” (1982) menampilkan sebuah dunia yang suram dan kotor, di mana teknologi telah mengubah lanskap urban menjadi lingkungan yang penuh dengan cahaya neon dan hujan asam. Visi Ridley Scott tentang Los Angeles pada tahun 2019 menciptakan atmosfir yang memikat dan mencekam, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk cerita tentang alienasi, kesepian, dan kehilangan identitas.

Pertanyaan Etis tentang Manusia dan Kecerdasan Buatan

Salah satu elemen yang membuat “Blade Runner” (1982) begitu menarik adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentang esensi manusia dan kehidupan buatan. Apakah kecerdasan buatan dapat memiliki emosi? Apakah replicants memiliki hak yang sama dengan manusia? Film ini mempertanyakan apa artinya menjadi manusia dan apakah keberadaan kita ditentukan oleh asal-usul biologis atau pengalaman emosional.

Warisan dan Pengaruh “Blade Runner”

Sejak dirilis, “Blade Runner” (1982) telah menjadi sebuah ikon dalam sinema fiksi ilmiah, memengaruhi banyak film dan media lainnya dalam genre yang sama. Dengan estetika visual yang unik, tema-tema yang kompleks, dan performa yang kuat dari para aktor, film ini terus menjadi sumber inspirasi bagi para sineas dan penggemar fiksi ilmiah di seluruh dunia.

“Blade Runner” (1982) adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman menonton yang mendalam dan memikat bagi para penggemar cerita yang kompleks dan atmosfer yang gelap. Dengan pertanyaan-pertanyaan etis yang relevan dan visi visual yang unik, film ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sejarah sinema. Bagi para pecinta fiksi ilmiah yang mencari sebuah perjalanan ke dunia distopia yang mendebarkan, “Blade Runner” (1982) adalah pilihan yang sempurna.

Keajaiban Luar Angkasa, The Martian oleh Andy Weir – “The Martian” oleh Andy Weir adalah karya fiksi ilmiah yang menarik dan menggelikan yang mengikuti perjalanan seorang astronot yang terdampar di planet Mars.Mars dan upayanya untuk bertahan hidup dan kembali ke Bumi. Dengan detail ilmiah yang akurat, karakter-karakter yang kuat, dan alur cerita yang mendebarkan, novel ini telah memikat jutaan pembaca di seluruh dunia sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2011. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang “The Martian” dan mengapa novel ini begitu memikat bagi pembaca dari berbagai latar belakang.

Sinopsis “The Martian” oleh Andy Weir

“The Martian” mengikuti kisah Mark Watney, seorang astronot yang ditinggalkan di Mars setelah anggota krunya mengira dia telah tewas dalam badai dahsyat. Terjebak di planet yang keras dan tidak bersahabat tersebut, Mark harus berjuang untuk bertahan hidup dengan sumber daya terbatas yang ada padanya. Dengan kecerdikan dan ketahanan yang luar biasa, Mark menggunakan pengetahuannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan solusi-solusi kreatif yang memungkinkannya untuk bertahan hidup di Mars dan berusaha untuk kembali ke Bumi.

Keajaiban Luar Angkasa, The Martian oleh Andy Weir

Pesan Optimisme dan Ketahanan

Meskipun menghadapi tantangan yang luar biasa dan situasi yang putus asa, “The Martian” adalah sebuah kisah tentang optimisme, ketahanan, dan tekad untuk bertahan hidup. Melalui perjuangan Mark untuk mengatasi setiap rintangan yang dihadapinya, pembaca disuguhi dengan pesan yang menginspirasi tentang kekuatan manusia untuk mengatasi kesulitan dan menaklukkan tantangan yang tampaknya tak teratasi.

Keakuratan Ilmiah dan Realisme

Salah satu hal yang membuat “The Martian” begitu menarik adalah detail ilmiah yang akurat dan realisme dalam deskripsi tentang kehidupan di Mars. Andy Weir melakukan riset yang mendalam untuk memastikan bahwa semua aspek ilmiah dalam novel ini konsisten dan masuk akal, sehingga membawa pembaca ke dalam pengalaman yang mendebarkan dan otentik tentang eksplorasi luar angkasa.

“The Martian” oleh Andy Weir adalah sebuah karya yang mengagumkan dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan mendebarkan bagi para penggemar cerita petualangan dan eksplorasi luar angkasa. Dengan karakter yang kuat, plot yang mendebarkan, dan pesan yang inspiratif, novel ini telah memikat dan menginspirasi jutaan pembaca di seluruh dunia. Bagi para pencinta fiksi ilmiah yang mencari petualangan yang mendebarkan dan cerita yang menginspirasi, “The Martian” adalah pilihan yang sempurna.

1984 oleh George Orwell Kritik Sosial Melalui Distopia Gelap – “1984” karya George Orwell adalah salah satu karya sastra paling ikonik dalam genre distopia yang telah mempengaruhi budaya dan politik modern sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1949. Novel ini menghadirkan sebuah gambaran yang gelap tentang masyarakat yang dikuasai oleh pemerintahan otoriter dan kontrol total atas pikiran dan tindakan individu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang “1984” dan mengapa novel ini masih relevan hingga saat ini.

Sinopsis “1984” oleh George Orwell

“1984” mengambil latar di negara Oceania yang dikuasai oleh Partai dan pemimpinnya, Big Brother. Cerita ini mengikuti perjalanan seorang pegawai Partai yang bernama Winston Smith, yang mulai meragukan ideologi dan kebenaran yang diimpor oleh pemerintah. Dalam dunia yang terus diawasi oleh polisi pemikiran dan pemantauan yang konstan, Winston berusaha untuk menemukan kebebasan dan kebenaran yang sejati, meskipun hal tersebut membawa risiko besar.

1984 oleh George Orwell, Kritik Sosial Melalui Distopia Gelap

Penggambaran Distopia yang Mencekam

“1984” menyajikan gambaran yang mencekam tentang sebuah masyarakat yang diawasi ketat oleh pemerintah otoriter, di mana kebebasan individu dan kebenaran absolut telah diperdagangkan demi kekuasaan dan kendali. Orwell dengan cermat menggambarkan kontrol pemerintah yang total atas pikiran dan tindakan individu, serta konsekuensi yang mengerikan dari ketidakpatuhan terhadap rezim tersebut. Novel ini juga menyoroti bahaya manipulasi media massa dan propaganda dalam mengendalikan opini publik.

Relevansi dalam Konteks Modern

Meskipun “1984” pertama kali diterbitkan lebih dari tujuh puluh tahun yang lalu, novel ini tetap relevan dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas hingga saat ini. Konsep-konsep seperti pengawasan massal, kehilangan privasi, dan kritik terhadap pemerintahan otoriter masih memiliki relevansi yang kuat dalam masyarakat modern yang semakin terhubung secara digital. Banyak elemen dalam novel ini juga dapat ditemukan dalam realitas politik dan media saat ini, membuatnya menjadi sebuah cermin yang menakutkan dari masa kini.

“1984” oleh George Orwell adalah sebuah karya yang menggugah pikiran, menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat bagi pembaca dari berbagai latar belakang. Dengan gambaran yang gelap tentang kontrol pemerintah yang total dan kehilangan privasi individu, novel ini tetap menjadi salah satu karya sastra paling berpengaruh sepanjang masa. Bagi para pembaca yang mencari sebuah karya yang merangsang pikiran dan memicu refleksi tentang kondisi sosial dan politik manusia, “1984” adalah sebuah pilihan yang tidak boleh dilewatkan.

Fiksi Ilmiah The Hunger Games oleh Suzanne Collins – “The Hunger Games” oleh Suzanne Collins adalah salah satu trilogi yang paling populer dalam sastra Young Adult, yang telah menarik perhatian jutaan pembaca di seluruh dunia sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2008. Dengan alur yang mendebarkan, karakter-karakter yang kuat, dan tema-tema yang merenungkan, trilogi ini telah menjadi fenomena budaya yang besar dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi genre dystopian. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang “The Hunger Games” dan mengapa novel ini begitu memikat bagi pembaca dari berbagai usia.

Sinopsis “The Hunger Games” oleh Suzanne Collins

“The Hunger Games” mengambil latar di sebuah dunia distopia yang keras, di mana masyarakat dibagi menjadi 12 distrik yang dikuasai oleh Capitol yang kejam. Setiap tahun, Capitol mengadakan acara brutal yang disebut “The Hunger Games”, di mana seorang pria dan seorang wanita dari setiap distrik dipilih secara acak untuk bertarung sampai mati dalam arena yang mematikan. Ketika adiknya yang bernama Primrose Everdeen terpilih untuk berpartisipasi dalam permainan ini, seorang remaja bernama Katniss Everdeen dengan berani menggantikan posisinya dan memulai perjalanan pemberontakan yang tak terduga.

Fiksi Ilmiah The Hunger Games oleh Suzanne Collins

Pemberontakan dan Ketahanan

“The Hunger Games” mengeksplorasi tema-tema kuat tentang kekuasaan, ketidakadilan, dan ketahanan. Melalui perjuangan Katniss untuk bertahan hidup dalam permainan yang mematikan, pembaca disuguhi dengan cerita yang memikat tentang keberanian, persahabatan, dan keadilan. Cerita ini juga menyoroti dampak kekerasan dan manipulasi media massa dalam mempengaruhi opini publik dan mengendalikan masyarakat.

Pengaruh “The Hunger Games”

Sejak pertama kali diterbitkan, “The Hunger Games” telah menjadi fenomena budaya yang besar, dengan menjual lebih dari 100 juta kopi di seluruh dunia dan diadaptasi menjadi sebuah seri film yang sukses. Novel ini telah mempengaruhi banyak karya sastra dan film berikutnya dalam genre dystopian dan Young Adult, serta memicu banyak diskusi tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan.

“The Hunger Games” oleh Suzanne Collins adalah sebuah karya yang memikat dan merangsang pikiran, menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat bagi para pembaca dari berbagai usia. Dengan cerita yang mendebarkan, karakter-karakter yang kompleks, dan tema-tema yang merenungkan, trilogi ini tetap menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sastra Young Adult modern. Bagi para penggemar cerita dystopian yang mencari petualangan yang memikat dan berpikir, “The Hunger Games” adalah pilihan yang sempurna.

Foundation Mahakarya Fiksi Ilmiah karya Isaac Asimov – “Foundation” oleh Isaac Asimov adalah sebuah karya monumental dalam genre fiksi ilmiah yang telah memikat dan menginspirasi pembaca sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1951. Novel ini tidak hanya menghadirkan sebuah cerita epik yang menarik, tetapi juga mengeksplorasi tema-tema mendalam tentang kekuasaan, peradaban, dan masa depan umat manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi “Foundation” lebih dalam, dari latar belakangnya hingga dampaknya yang abadi dalam sastra fiksi ilmiah.

Sinopsis “Foundation” oleh Isaac Asimov

“Foundation” mengambil latar di masa depan yang jauh, di mana Galaksi diperintah oleh Kekaisaran Galaksi yang ambisius. Ketika seorang matematikawan jenius bernama Hari Seldon memprediksi kehancuran Kekaisaran, ia memulai sebuah proyek rahasia untuk menyelamatkan pengetahuan manusia dari kehancuran. Dia membentuk “Foundation”, sebuah koloni ilmiah yang bertujuan untuk memelihara kearifan umat manusia dan mempersiapkan kembalinya peradaban setelah kehancuran. Novel ini mengikuti perjalanan “Foundation” melalui berbagai tantangan politik, intrik, dan konflik yang mengancam keberadaannya.

Foundation Mahakarya Fiksi Ilmiah karya Isaac Asimov

Dunia yang Kompleks dan Mendalam

Asimov dengan brilian menciptakan sebuah alam semesta yang luas dan beragam dalam “Foundation”. Dari planet-planet yang jauh hingga politik antarplanet yang rumit, pembaca disuguhi dengan pemandangan yang kaya akan detail dan kompleksitas. Karakter-karakter yang mendalam dan penuh nuansa, serta plot yang rumit dan merenungkan, memberikan kedalaman yang luar biasa pada cerita dan memikat pembaca ke dalam alur yang mendebarkan.

Pengaruh “Foundation”

Sejak pertama kali diterbitkan, “Foundation” telah menjadi salah satu karya terpenting dalam fiksi ilmiah, memenangkan berbagai penghargaan dan mendapatkan pujian dari kritikus dan pembaca. Pengaruhnya dapat dilihat dalam banyak karya fiksi ilmiah modern, serta dalam budaya populer secara keseluruhan. Novel ini juga telah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk media lainnya, termasuk film, serial televisi, dan permainan video.

“Foundation” oleh Isaac Asimov adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat bagi para penggemar cerita epik dan futuristik. Dengan alam semesta yang kompleks, karakter-karakter yang mendalam, dan tema-tema yang merenungkan, “Foundation” tetap menjadi salah satu novel yang paling berpengaruh dalam sastra fiksi ilmiah, dan terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak karya lain dalam dunia sastra dan budaya populer. Bagi para pecinta fiksi ilmiah yang mencari petualangan intelektual yang menggugah pikiran, “Foundation” adalah sebuah pilihan yang sempurna.

Dunia Cyberpunk Neuromancer karya William Gibson – “Neuromancer” karya William Gibson adalah salah satu karya fiksi ilmiah yang paling berpengaruh dalam genre cyberpunk. Diterbitkan pada tahun 1984, novel ini tidak hanya mendefinisikan genre baru, tetapi juga meramalkan perkembangan teknologi seperti internet, kecerdasan buatan, dan realitas virtual. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi “Neuromancer” lebih dalam, dari latar belakangnya hingga warisannya yang abadi dalam dunia sastra fiksi ilmiah.

Sinopsis “Neuromancer” oleh William Gibson

“Neuromancer” mengikuti kisah seorang hacker jenius yang bernama Case, yang kehilangan kemampuan untuk mengakses cyberspace setelah melakukan kesalahan dalam pekerjaan sebelumnya. Namun, kesempatan kedua muncul ketika seorang majikan misterius menawarkannya kesempatan untuk memperoleh kembali aksesnya dengan imbalan imbalan besar. Case bergabung dengan sekelompok karakter yang eklektik, termasuk seorang samurai jaringan dan seorang wanita bernama Molly dengan implantasi cybernetic, dalam sebuah misi yang penuh bahaya untuk mengeksplorasi dunia maya yang gelap dan berbahaya.

Dunia Cyberpunk Neuromancer karya William Gibson

Dunia Cyberpunk yang Gelap

“Neuromancer” membawa pembaca ke dalam dunia yang suram dan futuristik, di mana teknologi telah merasuki setiap aspek kehidupan manusia. Gibson dengan cermat menciptakan gambaran tentang kota-kota megapolis yang kacau dan penuh dengan kekacauan, di mana perbedaan antara realitas dan virtual semakin kabur. Atmosfir yang gelap dan mencekam dari novel ini menciptakan suasana yang memikat, memikat pembaca ke dalam pengalaman yang tidak terlupakan.

Pengaruh “Neuromancer”

Sejak pertama kali diterbitkan, “Neuromancer” telah menjadi karya yang sangat berpengaruh dalam genre fiksi ilmiah. Novel ini tidak hanya mendefinisikan genre cyberpunk, tetapi juga meramalkan banyak perkembangan teknologi yang kemudian terwujud dalam kehidupan nyata. Karya Gibson telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak pengarang, pembuat film, dan seniman lainnya, dan warisannya terus hidup dalam budaya populer.

“Neuromancer” oleh William Gibson adalah sebuah karya yang luar biasa dalam genre fiksi ilmiah, menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat bagi para penggemar cerita futuristik yang gelap. Dengan dunia yang kompleks, karakter yang mendalam, dan tema-tema yang merenungkan, “Neuromancer” tetap menjadi salah satu novel yang paling berpengaruh dalam genre cyberpunk, dan terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak karya lain dalam dunia sastra dan budaya populer. Bagi para penggemar fiksi ilmiah yang mencari petualangan yang menggugah pikiran, “Neuromancer” adalah sebuah pilihan yang sempurna.

Kekayaan Semesta dalam Fiksi Ilmiah Dune karya Frank Herbert – “Dune” karya Frank Herbert adalah sebuah mahakarya fiksi ilmiah yang telah menjadi salah satu novel paling dihormati dan diakui dalam genre tersebut sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1965. Dengan alam semesta yang kompleks, karakter-karakter yang mendalam, dan tema-tema yang mendalam, “Dune” telah menarik jutaan pembaca di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang keajaiban “Dune” dan mengapa novel ini begitu memikat.

Sinopsis “Dune” oleh Frank Herbert

“Dune” mengambil latar di masa depan yang jauh, di mana alam semesta diperintah oleh Kekaisaran Galaksi yang ambisius. Kisahnya berpusat di sekitar planet gurun yang keras dan berbahaya yang disebut Arrakis, yang juga dikenal sebagai Dune. Planet ini adalah satu-satunya sumber dari rempah-rempah yang paling berharga di alam semesta, yaitu rempah yang memperpanjang umur dan meningkatkan kekuatan mental, yang dikenal sebagai Melange atau “Spice”.

Kekayaan Semesta dalam Fiksi Ilmiah Dune karya Frank Herbert

Novel ini mengikuti perjalanan Paul Atreides, seorang pemuda yang merupakan anggota dari keluarga bangsawan, saat ia belajar untuk beradaptasi dengan kehidupan di Arrakis dan memimpin orang-orangnya melawan ancaman yang mengintai. Sementara itu, konspirasi politik, intrik, dan pertempuran epik antara keluarga bangsawan mengarah pada perebutan kekuasaan yang menentukan masa depan alam semesta.

Daya Tarik “Dune”

“Dune” menarik perhatian pembaca dengan dunia yang kompleks dan mendalam yang telah diciptakan oleh Herbert. Deskripsi yang detail tentang planet Arrakis dan budaya bangsawan yang rumit menarik pembaca ke dalam alam semesta yang penuh misteri dan keajaiban. Selain itu, karakter-karakter yang kompleks dan penuh nuansa, serta tema-tema yang merenungkan seperti politik, agama, dan lingkungan, memberikan kedalaman yang luar biasa pada cerita.

Pengaruh dan Warisan

Sejak pertama kali diterbitkan, “Dune” telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak pengarang dan pembuat film di seluruh dunia. Novel ini telah dianggap sebagai salah satu karya terpenting dalam fiksi ilmiah, memenangkan berbagai penghargaan bergengsi dan terjual lebih dari 20 juta kopi di seluruh dunia. Pengaruhnya juga dapat dilihat dalam budaya populer, dengan adaptasi film, serial televisi, dan permainan video yang terinspirasi oleh karya ini.

“Dune” oleh Frank Herbert adalah sebuah karya epik yang telah menarik pembaca dengan alam semesta yang kaya dan karakter-karakter yang mendalam. Dengan tema-tema yang merenungkan dan alur cerita yang mendebarkan, “Dune” tetap menjadi salah satu novel fiksi ilmiah yang paling berpengaruh dan dihormati sepanjang masa. Bagi para penggemar genre ini, “Dune” adalah sebuah pengalaman tak terlupakan yang akan terus membawa kita ke dalam petualangan di alam semesta yang penuh misteri dan keajaiban.

Buku Fiksi Ilmiah Terbaik Yang Harus Dibaca Semua Orang

Buku Fiksi Ilmiah Terbaik Yang Harus Dibaca Semua Orang – Mencari sci-fi berikutnya yang harus dibaca? Cyberpunk, opera luar angkasa, distopia kami telah mengumpulkan beberapa novel fiksi ilmiah favorit tim WIRED. Beberapa sangat masuk akal, yang lain adalah perjalanan imajinasi yang liar, tetapi semua menghadirkan visi yang menarik tentang kemungkinan masa depan kita. Tercantum di sini dalam urutan kronologis untuk completists.

Anda juga dapat menikmati panduan kami untuk film fiksi ilmiah terbaik dan film luar angkasa terbaik juga. Jika Anda mencari lebih banyak inspirasi membaca, cobalah pilihan buku fantasi terbaik kami dan kami memiliki panduan untuk buku audio terbaik jika Anda merasa malas. slot gacor

The Blazing World, by Margaret Cavendish (1666)

Buku ini bisa dibilang buku fiksi ilmiah pertama yang pernah ditulis. Bahasa The Blazing World mungkin kuno, tetapi teks feminis yang berani dari Margaret Cavendish ini dikemas penuh dengan imajinasi tidak hanya sangat berani pada masanya. Ini juga masih sangat relevan; dikutip sebagai inspirasi oleh penulis termasuk China Miéville dan Alan Moore.

Buku Fiksi Ilmiah Terbaik Yang Harus Dibaca Semua Orang

Kisah utopis Cavendish mengikuti petualangan seorang wanita yang diculik, yang melakukan perjalanan ke dunia lain yang dijalankan oleh sebagian manusia, sebagian hewan – manusia rubah, pria ikan, pria angsa, daftarnya terus berlanjut. Karena dia adalah wanita yang sangat cantik, dia menjadi Permaisuri mereka, dan mengatur invasi mahakuasa ke dunianya sendiri, lengkap dengan api literal (batu) yang turun dari langit.

Frankenstein, oleh Mary Shelley (1818)

Mary Shelley mulai menulis film thriller gothic klasik Frankenstein ketika dia berusia 18 tahun. Dua abad kemudian, itu adalah nenek moyang utama dari genre fiksi ilmiah dan horor, menangani tema-tema besar seperti sifat hidup dan mati, keabadian dan rekayasa genetika.

Ini adalah novel pro-sains yang pada intinya menunjukkan Dr Frankenstein sebagai iblis yang tidak berperasaan dalam cerita, yang menciptakan makhluk dan tidak mau menerima tanggung jawab atas tindakannya.

Di zaman di mana ruang antara kehidupan teknis dan kematian lebih sempit dari sebelumnya, dan para ilmuwan bermain-main dengan apa yang membuat kita menjadi manusia, Frankenstein masih bisa memberikan pelajaran penting: hanya karena Anda bisa, bukan berarti Anda harus melakukannya.

Foundation, by Isaac Asimov (1951)

Asimov adalah seorang penulis yang produktif, tetapi banyak dari karya terbaiknya adalah cerita pendek klasik seperti Nightfall, atau The Last Question, yang dimainkan seperti lelucon panjang dengan twist lucu di bagian akhir.

Dalam seri Foundation, dia dalam mode lain sepenuhnya, memetakan naik turunnya kerajaan dalam sapuan kuas. Prosa Asimov dapat kaku, dan mengkhianati sikap pada masanya dalam penggambaran karakter wanita, tetapi ia telah meninggalkan warisan abadi.

Buku Fiksi Ilmiah Terbaik Yang Harus Dibaca Semua Orang

Seri Foundation mengikuti Hari Seldon, yang merupakan arsitek psikohistory cabang matematika yang dapat membuat prediksi akurat ribuan tahun sebelumnya, dan yang Seldon percaya perlu untuk menyelamatkan umat manusia dari zaman kegelapan.

Anda dapat melihat mengapa buku ini menjadi salah satu buku favorit Elon Musk (bersama dengan The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy, dan The Moon is A Harsh Mistress oleh Robert Heinlein juga direkomendasikan). Adaptasi layar yang telah lama ditunggu-tunggu adalah salah satu acara unggulan Apple TV+.

The Stars My Destination, oleh Alfred Bester (1957)

Novel penting ini dimulai dengan proposisi sederhana bagaimana jika manusia bisa berteleportasi? dan terbentang dalam kisah kelahiran kembali dan pembalasan yang berkelok-kelok melintasi Tata Surya: Hitungan Monte Cristo untuk zaman antarbintang.

Pertama kali diterbitkan sebagai Tiger! Harimau! di Inggris, dinamai puisi William Blake, itu mengikuti Gully Foyle seorang kasar, kasar tidak berpendidikan yang menghabiskan enam bulan terdampar di luar angkasa, dan sisa buku mencari pembalasan untuk itu.

Buku Fiksi Ilmiah Yang Layak Diadaptasikan Ke Depan Layar

Buku Fiksi Ilmiah Yang Layak Diadaptasikan Ke Depan Layar – Inilah kebangkitan yang eksplosif dalam fiksi ilmiah dan program TV dan film fantasi untuk beberapa waktu sekarang. Namun, masih ada ruang untuk lebih. Sifat kompleks dari sebagian besar fiksi ilmiah dan serial fantasi berarti bahwa adaptasi TV seringkali merupakan pilihan yang lebih baik, tetapi saya tidak pilih-pilih: Saya hanya ingin melihat delapan novel atau seri ini di layar dalam kapasitas tertentu.

The Warrior’s Apprentice, Lois McMaster Bujold (The Vorkosigan Saga)

Dalam The Sorcerer’s Apprentice, segmen terkenal dari film Disney Fantasia, Mickey Mouse yang naif dan malang melemparkan mantra sihir yang menghasilkan bencana yang meningkat secara meriah. Jika judul novel pertama di The Vorkosigan Saga terdengar seperti permainan, ya, itu karena memang begitu. idn slot

Buku Fiksi Ilmiah Yang Layak Diadaptasikan Ke Depan Layar

Kecuali bahwa alih-alih pasukan sapu yang terobsesi dengan air, protagonis kami yang berusia 17 tahun, Miles Vorkosigan, akhirnya bertanggung jawab atas seluruh armada pesawat ruang angkasa tentara bayaran, berkat serangkaian kesalahpahaman dan improvisasi yang semakin lucu. Itu mengarah pada konsekuensi politik dari proporsi galaksi.

The Warrior’s Apprentice adalah kejar-kejaran sebuah buku. Miles Vorkosigan adalah salah satu karakter fiksi ilmiah paling fantastis yang pernah ditulis, dan itu adalah kejahatan yang dia belum dihidupkan di layar.

Mungkin sebagian alasan dia tidak melakukannya adalah karena dia tampak cacat: upaya pembunuhan saat ibunya hamil mengakibatkan kerusakan pralahir yang bahkan pengobatan tingkat lanjut tidak dapat sepenuhnya diperbaiki.

Pertumbuhan Miles terhambat dan tulangnya rapuh, dan sebagai akibatnya, masyarakat yang berprasangka dan aristokrat di dunia asalnya siap untuk menganggapnya lemah dan tidak penting.

Kecemerlangan karakternya adalah bagaimana Miles menolak untuk menerima keterbatasannya sendiri, tanpa henti mencari jalan menuju kebesaran meskipun atau mungkin karena setiap rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi di jalannya.

Kushiel’s Dart, Jacqueline Carey (Kushiel’s Legacy)

Game of Thrones membuktikan bahwa menggabungkan sensualitas dengan fantasi adalah daya tarik yang menarik. Kushiel’s Dart, sebuah kisah pelacur, malaikat, politik, dan intrik, berfokus pada pahlawan wanita yang tidak mungkin Phèdre nó Delaunay, yang dilahirkan dengan bintik merah di matanya yang menandakan bahwa dia ditakdirkan untuk menemukan kesenangan dalam kesakitan.

Dia dijual sebagai pelayan kontrak kepada seorang bangsawan yang melatih dia untuk tidak hanya menjadi pelacur tapi mata-mata, akhirnya melibatkan dia dalam plot untuk menggulingkan seluruh bangsanya.

Meskipun tidak sesuai untuk anak-anak, adaptasi layar bisa menjadi perayaan dan pemeriksaan sisi gelap dan berduri dari seksualitas manusia. Novel ini indah dan duniawi dengan cara yang hanya diizinkan oleh beberapa produksi Amerika, dan akan menarik untuk membawa sesuatu yang begitu cerdas, halus, dan seksual ke layar.

The Caves of Steel, Isaac Asimov (The Robot Series)

Isaac Asimov adalah salah satu tokoh fiksi ilmiah awal yang hebat. Dia adalah seorang penulis yang sangat produktif yang menulis atau mengedit lebih dari 500 buku dalam hidupnya, dan yang menciptakan istilah “robotika” dalam sebuah cerita pendek tahun 1941.

Meskipun buku Elijah Baley-nya kurang terkenal, itu adalah favorit saya, mungkin karena itu adalah buku Asimov pertama yang saya baca saat kecil. Asimov mengatakan bahwa dia menulis The Caves of Steel sebagai latihan untuk membuktikan bahwa fiksi ilmiah dapat dimasukkan ke dalam genre lain; dalam hal ini, genre pembunuhan-misteri.

Buku Fiksi Ilmiah Yang Layak Diadaptasikan Ke Depan Layar

Buku yang berlatar masa depan Bumi di mana kelebihan populasi besar-besaran telah mendorong umat manusia mundur ke kota-kota yang terisolasi dari dunia luar, berpusat pada detektif polisi New York Elijah Baley.

Dia dipaksa untuk berkolaborasi dengan robot mirip manusia yang mengganggu untuk menyelidiki pembunuhan dan dengan cepat ditarik ke dalam misteri yang sangat politis dan lebih berbahaya daripada yang terlihat. Ini mengarah pada penemuan mengejutkan tentang dirinya dan dunia tempat dia tinggal.

Sebuah adaptasi dari novel ini ditayangkan di BBC pada tahun 1964, tetapi pada saat itu, jaringan memiliki kebiasaan tragis secara historis menghapus kaset masternya untuk digunakan kembali, sehingga hampir tidak ada rekaman yang bertahan.

Berbagai Film Sci-Fi Yang Berasal Dari Jerman

Berbagai Film Sci-Fi Yang Berasal Dari Jerman – Jerman memiliki sejarah modern yang kompleks dan sulit, dan bioskop terbukti menjadi salah satu jalan terbaik bagi seniman Jerman untuk mengeksplorasi dan menikmati sejarah ini.

Sementara Jerman dikenal karena keterikatannya yang tajam pada realisme dan penyelidikan kelam tentang sifat manusia dalam film, Jerman juga memiliki catatan eksperimen yang mendalam, yang mencapai puncaknya dengan genre fiksi ilmiah.

Setelah bertahan dalam Perang Dunia I, kebijakan fasis Partai Nazi yang berpuncak pada Perang Dunia II, dan negara yang terpecah sebagian dikuasai oleh Komunis, Jerman baru saja dalam 30 tahun terakhir ini menemukan suaranya sebagai bangsa yang bersatu. Film-film fiksi ilmiah dalam daftar ini mencerminkan sifat kusut identitas Jerman, mulai dari masa-masa awal sinema hingga tahun-tahun belakangan ini. www.shortqtsyndrome.org

World On A Wire (1973)

Satu-satunya fitur fiksi ilmiah dari sutradara Jerman yang terkenal aneh, Rainer Werner Fassbender, World on a Wire menyelidiki batasan hubungan manusia dengan teknologi. Dalam film tersebut, The Institute for Cybernetics and Futurology mengembangkan proyek yang disebut Simulacron 1, yang memungkinkan mereka memprediksi masa depan dengan akurasi yang luar biasa.

Ketika ilmuwan yang bertanggung jawab atas proyek tersebut meninggal karena bunuh diri, seorang pria baru dibawa ke kapal untuk menjaga agar proyek tersebut tetap berjalan. Pria ini, Dr. Fred Stiller, segera mulai bergumul dengan masalah psikologis yang sama yang melanda pendahulunya, meningkatkan keraguan serius tentang kelangsungan hidup Simulacron 1.

Woman In The Moon (1929)

Salah satu sutradara paling produktif di Jerman, Fritz Lang terkenal karena mahakaryanya Metropolis dan M, tetapi dia juga bertanggung jawab atas fitur yang mencengangkan tentang astronot wanita yang melakukan perjalanan ke sisi jauh Bulan. Wanita itu adalah bagian dari ekspedisi untuk mencari emas di raksasa berbatu itu.

Meskipun pengembangan karakter dan plot bukan yang paling mendalam di sini, film seperti Woman in the Moon lebih mengandalkan tontonan visual daripada elemen lainnya. Dalam gaya Fritz Lang, film ini tidak mengecewakan. Ini menggambarkan gaya sentrifugal yang mempengaruhi penumpang di kapal saat mereka memulai perjalanan mereka, dan desain yang ditetapkan begitu mereka mendarat sangat mewah dan rinci.

Eolomea (1972)

Eolomea adalah prosedur perjalanan luar angkasa menarik yang dibuat di Jerman Timur di bawah batasan yang ketat dan dengan batasan artistik. Dalam fitur luar angkasa yang dalam ini, sekelompok penjelajah potensial terjebak di tengah pertempuran antara ilmuwan dan birokrat untuk memulai perjalanan menuju planet tituler, Eolomea.

Film ini memberikan kritik yang halus, namun pedas terhadap jenis pemerintahan yang berlebihan yang melanda Jerman Timur hingga Tembok Berlin runtuh pada tahun 1989. Film ini juga mencakup beberapa desain set intergalaksi yang menakjubkan dan mencolok.

The Noah’s Ark Principle (1984)

Sebuah pendahulu yang membuka mata untuk konflik dan manipulasi yang akan melanda Timur Tengah dalam beberapa dekade kemudian, The Noah’s Ark Principle terjadi pada tahun 1997 yang sangat jauh (saat itu). Kekuatan Barat telah bekerja sama untuk membawa teknologi ke laboratorium ruang angkasa yang memiliki kemampuan memanipulasi cuaca di Bumi. Harapan mereka adalah menggunakan teknologi untuk menyerang Arab Saudi.

Sejumlah ilmuwan dan teknisi laboratorium yang bergilir saling bertarung untuk menguasai laboratorium, beberapa berharap untuk menyelamatkan Timur Tengah dari bencana banjir yang akan menghancurkannya, sementara yang lain berkeinginan untuk menindaklanjuti rencana awal. Untung ini tahun 2021, 24 tahun kemudian setelah peristiwa film tersebut, dan tidak ada bukti adanya teknologi seperti itu.

Gold (1934)

Gold menikmati perkembangan industri dan ekonomi. Film ambisius dari Karl Hartl ini mengikuti cobaan dan kesengsaraan seorang ilmuwan alkimia yang mencoba mengubah timah menjadi emas. Ilmuwan, Hans Alber, membangun reaktor nuklir dengan asistennya, dan perangkat tersebut membuat upaya mereka berhasil.

Idealis tentang implikasi penemuan mereka, pasangan berharap untuk melimpahkan kekayaan kepada seluruh umat manusia. Sebaliknya, investor istimewa yang berharap untuk menyimpan perangkat untuk diri mereka sendiri membawa para ilmuwan pada kesimpulan bahwa mereka harus menghancurkan penemuan mereka sebelum membuat kesenjangan ekonomi semakin besar.

The Cabinet of Dr. Caligari (1920)

Permata era bisu yang abstrak dan performatif, The Cabinet of Dr. Caligari membuat pernyataan artistik yang berpengaruh dan seperti mimpi. Karakter utama adalah seorang penghipnotis yang bepergian dengan sirkus dan memamerkan somnambulist, atau sleepwalker, Cesare. Ternyata Caligari memaksa Cesare melakukan pembunuhan atas perintahnya.

Film ini penuh dengan urutan Ekspresionistik dan desain set yang terdistorsi yang menambah sifat terpesona dari peristiwa film tersebut. Gaya sudut dan bayangan film ini terbukti menjadi inspirasi utama untuk film noir yang muncul setelahnya.

Hard To Be A God (1989)

Film Jerman Barat ini, difilmkan di Uni Soviet, berfokus pada kehidupan 1.000 tahun ke depan. Manusia telah berhasil memadamkan semua kebencian dan agresi yang mengarah pada peperangan dan konflik, dan mereka berharap untuk menyebarkan Injil anti-kekerasan baru mereka ke seluruh alam semesta.

Ketika sekelompok penjelajah ruang bertemu dengan ras alien yang terperosok dalam pertempuran, mereka akan mengalami kekerasan untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Pembuatan film epik ini memakan waktu enam tahun dan termasuk cameo dari Werner Herzog.

The Hands Of Orlac (1924)

Disutradarai oleh orang yang sama yang bertanggung jawab atas Kabinet Dr. Caligari, Robert Wiene, The Hands of Orlac adalah mahakarya era bisu lainnya tentang seorang pianis terkenal yang tangannya terbakar dalam kecelakaan mobil. Seorang dokter aneh menawarinya tangan baru. Pianis, yang tidak mau melepaskan karirnya, menerima.

Setelah transplantasi, serangkaian pencekikan terjadi di sekitar pianis, dan dia memahami bahwa tangan barunya adalah penyebabnya. Dimiliki oleh kekuatan yang tidak diketahui, mereka telah mengubahnya menjadi mesin pembunuh.

The Hamburg Syndrome (1979)

Berbagai Film Sci-Fi Jerman

Sebuah film pandemi fiksi ilmiah, The Hamburg Syndrome membahas penderitaan aneh yang menyebar ke seluruh Hamburg dengan kekuatan wabah pes. Sementara sifat penderitaan yang sebenarnya tidak pernah terungkap, film ini benar-benar merupakan eksplorasi tentang bagaimana orang-orang memperlakukan satu sama lain ketika hal-hal menghantam penggemar.

Sekelompok ilmuwan penyakit mencoba melarikan diri ke selatan dengan harapan menemukan obatnya, tetapi mereka menemui hambatan berat di sepanjang jalan, mulai dari kerusakan moral mereka sendiri hingga kru pembersihan yang jahat.

Hell (2011)

Sebuah film fiksi ilmiah modern yang mengerikan, Hell sama tidak menyenangkannya dengan kedengarannya. Kedekatan Matahari yang semakin dekat dengan planet asal manusia telah menciptakan semacam efek Bumi hangus, dan para penyintas yang tersisa terpaksa mengembara di planet ini untuk mencari air dan makanan.

Setelah ditawari tumpangan ke waduk terdekat, trio di tengah film menemukan dirinya di tengah penyergapan. Mereka dipaksa untuk berjuang untuk hidup mereka, tidak peduli berapa banyak darah yang mereka tumpahkan.

Beberapa Judul Film Sci-Fi Yang Dibuat Berdasarkan Buku

Beberapa Judul Film Sci-Fi Yang Dibuat Berdasarkan Buku – Film fiksi ilmiah selalu menjadi bagian penting dari sinema. Dengan jumlah kemungkinan yang tak terbatas, beberapa aspek fiksi ilmiah bahkan telah berkontribusi langsung pada berbagai kemajuan teknologi. Memang, meski beberapa film pasti jauh lebih baik daripada yang lain, genre ini selalu mendapat tempat dalam budaya pop Amerika.

Selain itu, karena genre ini telah memengaruhi bioskop pada umumnya, sangat mengejutkan untuk melihat film mana yang sebenarnya didasarkan pada buku. Meskipun tidak setiap film merupakan adaptasi sempurna dari materi sumbernya, masih banyak kesuksesan yang hanya diilhami oleh konsep novel. Melihat kembali beberapa film fiksi ilmiah terbesar selama bertahun-tahun, berikut adalah daftar beberapa film fiksi ilmiah berdasarkan buku.

Blade Runner (1982)

Sebagai salah satu film fiksi ilmiah terbaik yang pernah dibuat, Blade Runner sebenarnya didasarkan pada novel, Do Androids Dream of Electric Sheep? oleh Philip K. Dick. Meskipun sutradara Ridley Scott layak mendapatkan banyak pujian karena menghidupkan dunia Blade Runner, sebenarnya visi asli Philip K. Dick yang membantu membuat Blade Runner begitu sukses. shortqtsyndrome.org

Lebih jauh, film ini sebenarnya sangat berbeda dari novelnya, menyimpan banyak karakter dan cerita dasar yang sama, tetapi masih mengubah banyak detail lainnya. Secara keseluruhan, di antara perbedaan dalam setiap versi, kedua bentuk media menawarkan sentuhan fiksi ilmiah yang hebat, sehingga mudah untuk melihat mengapa buku tersebut diadaptasi sejak awal.

Jurassic Park (1993)

Film dinosaurus ikonik Steven Spielberg dianggap oleh banyak orang sebagai tontonan penting, bahkan hingga hari ini. Sebagai kisah peringatan kemajuan sains, film ini mengikuti sekelompok orang saat mereka mencoba melarikan diri dari serangkaian predator prasejarah. Namun, seperti halnya film Spielberg, Jaws (1975), Jurassic Park juga didasarkan pada novel.

Diterbitkan dengan nama yang sama, penulis Michael Crichton merilis buku tersebut tiga tahun sebelum film tersebut dirilis. Mempertimbangkan betapa sedikitnya waktu yang dibutuhkan agar film tersebut dapat diproduksi, novel Crichton benar-benar berhasil menarik perhatian penonton, membuat film adaptasi Jurassic Park hanya tinggal menunggu waktu.

Iron Giant (1999)

Sebagai salah satu film animasi paling dicintai sepanjang masa, Brad Bird’s The Iron Giant memikat penonton di mana saja dan masih memiliki tempat khusus di hati banyak orang. Yang cukup menarik, novel asli Ted Hughes sebenarnya berjudul The Iron Man: A Children’s Story in Five Nights. Namun, ketika diterbitkan di AS, namanya berubah menjadi The Iron Giant.

Mempertimbangkan popularitas karakter Marvel’s Iron Man saat ini, hal-hal pasti akan membingungkan jika editorial tetap menggunakan nama aslinya. Betapapun indahnya film itu, sangat mengejutkan bahwa itu tidak berhasil di box office. Namun untungnya, hal-hal berikut ini telah memberikan film dan buku pengakuan yang layak diterima keduanya.

War Of The Worlds (1953 & 2005)

Kisah War of the Worlds yang populer dari H.G. Wells telah diadaptasi beberapa kali selama bertahun-tahun. Dalam siaran radio terkenal dari cerita yang dibacakan oleh Orson Welles, cerita tersebut menyebabkan banyak kepanikan, karena beberapa pendengar percaya bahwa cerita itu benar. Namun, film ini kemudian akan menerima 2 adaptasi sinematik, dengan satu bernasib jauh lebih baik daripada yang lain. Meskipun sebagian besar mungkin akrab dengan versi Tom Cruise 2005, film 1953 jauh lebih dekat dengan cerita sebenarnya.

Meski lebih tua, masih ada banyak pesona dalam film sci-fi klasik yang membuatnya sangat menyenangkan untuk ditonton, bahkan hingga hari ini. Demikian juga, penggemar dan kritikus sama-sama memiliki pendapat yang jauh lebih baik tentang versi lama yang membuat film baru sangat sulit untuk mengukurnya. Meskipun film Steven Spielberg tahun 2005 mungkin bukan film fiksi ilmiah terburuk yang pernah dibuat, film ini lebih menyimpang dari kisah War of the Worlds daripada film tahun 1953.

The Martian (2015)

Sangat sulit untuk menganggap The Martian sebagai fiksi ilmiah, terutama dengan sebagian besar sains sangat akurat baik dalam novel maupun film. Berkenaan dengan novel secara khusus, penulis Andy Weir melakukan banyak penelitian dan menulis cerita yang sebagian besar akurat secara ilmiah mengingat kondisinya.

Karena itu, film ini juga sangat akurat secara ilmiah. Namun, karena film meninggalkan beberapa proses, ada beberapa lubang di film. Bagi yang sudah membaca novelnya, masih banyak hal luar biasa yang bisa diapresiasi dan bahkan dipelajari di The Martian.

2001: A Space Odyssey (1968)

Karya Stanley Kubrick 2001: A Space Odyssey dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu pencapaian sinematik terbesar dalam sejarah. Namun, film ini juga terinspirasi dari cerita pendek The Sentinel karya penulis Arthur C. Clarke. Yang cukup menarik, Clarke juga berkontribusi pada skenario film tersebut, yang kemudian diadaptasi menjadi novel lengkap.

Bisa dibayangkan, ada beberapa perbedaan yang cukup substansial antara film dan buku, terutama dengan terbatasnya inspirasi untuk film tersebut. Terlepas dari itu, kesuksesan besar film tersebut masih bergantung pada visi asli Clarke. Untuk semua yang telah dicapai 2001: A Space Odyssey untuk film, masuk akal bahwa materi sumber juga pantas mendapatkan pengakuan.

Ender’s Game (2013)

Berdasarkan novel 1985 dari Orson Scott Card, novel Ender’s Game adalah yang pertama dalam barisan panjang buku lain. Meskipun film tersebut gagal meraih kesuksesan yang sama seperti novelnya, pasti ada adaptasi buku-ke-film yang jauh lebih buruk.

Meskipun film tersebut cukup dekat dengan buku yang sebenarnya, penerimaan keseluruhan terhadap film tersebut sangat umum. Meskipun terpukul dengan twist di akhir, sisa film tidak cukup menangkap keajaiban yang sama dari novel, membuatnya mudah untuk melihat mengapa akhirnya gagal.

Minority Report (2002)

Adapun film Steven Spielberg lainnya, Minority Report didasarkan pada cerita, The Minority Report, dari penulis Philip K. Dick. Dengan cerita aslinya yang dirilis pada tahun 1956, masih terdapat beberapa perbedaan substansial antara buku dan filmnya.

Faktanya, hampir semuanya berbeda selain fakta bahwa Precogs memprediksi kejahatan yang belum terjadi. Meskipun film itu sendiri masih bagus, sulit untuk mengatakan apakah penggemar film tersebut masih akan menikmati novelnya. Beberapa tema masih tetap sama, tetapi dengan begitu banyak waktu di antara keduanya, banyak kesamaan yang saat itu dengan masyarakat tidak menemukan jalan mereka ke film yang lebih modern.

Starship Troopers (1997)

Film Sci-Fi Berdasarkan Buku

Starship Troopers adalah film kultus yang sangat populer dan spoof yang sangat lucu yang melibatkan genre sci-fi. Awalnya, film itu sebenarnya akan diberi judul “Bug Hunt at Outpost Nine”, tetapi studio tersebut akhirnya dapat melisensikan nama novel Robert A. Heinlein, Starship Troopers.

Karena pergantian menit terakhir, buku dan film adalah dua hal yang benar-benar terpisah. Buku tersebut secara umum digambarkan memiliki banyak tema pro-perang yang dijalin ke dalam plot, sedangkan filmnya memiliki kebalikannya. Namun, film tersebut juga disambut dengan penerimaan yang relatif buruk, hanya mendapatkan pengikut setelah rilis awal. Meskipun penerimaan terhadap film Starship Troopers beragam, namun tetap memiliki sejarah dan hubungan yang sangat menarik dengan materi sumbernya.

The Thing (1982 dan 2011)

Anehnya, The Thing yang asli dibenci pada rilis awalnya. Baru beberapa tahun kemudian orang menyadari kehebatannya, sekarang menyebutnya sebagai salah satu kontribusi terbaik untuk fiksi ilmiah. Sementara versi 2011 dari film tersebut belum mengumpulkan reputasi yang sama, kedua film tersebut sebenarnya didasarkan pada novel, Who Goes There? Oleh John W. Campbell.

The Thing karya John Carpenter sebenarnya hampir mirip dengan peristiwa dalam buku tersebut. Meskipun masih ada beberapa perbedaan, penggemar novel dapat dengan mudah mengapresiasi film tersebut. Demikian pula, dengan buku yang dijunjung tinggi, masuk akal juga untuk film tersebut. Secara keseluruhan, betapa sederhananya konsepnya, The Thing tetap menjadi salah satu film fiksi ilmiah terbaik tidak hanya berdasarkan buku, tetapi juga sepanjang masa.

Beberapa Judul Film Sci-Fi Pada Tahun 2021

Beberapa Judul Film Sci-Fi Pada Tahun 2021 – 2021 menampilkan rilis beberapa film fiksi ilmiah baru, termasuk sekuel dari waralaba yang sudah populer, adaptasi fiksi ilmiah klasik, dan properti yang sepenuhnya orisinal.

Film fiksi ilmiah telah mengukir sebagian besar industri film, memungkinkan pembuat film dan penonton untuk mengeksplorasi konsep masa depan serta dampak teknologi dan ide baru. Banyak film fiksi ilmiah baru-baru ini, seperti Denis Villeneuve’s Arrival, telah terbukti sukses secara komersial dan kritis, menarik perhatian penonton dan penghargaan musim yang sama.

Sci-fi juga merupakan salah satu genre film paling serbaguna saat ini. Dari raksasa box office seperti film Star Wars hingga film independen yang lebih berisi seperti Ex Machina, film sci-fi membuka pikiran penonton ke dunia dan kemungkinan baru, seringkali dengan bantuan efek visual yang inovatif.

Karena pandemi virus corona, lanskap film sci-fi telah bergeser. Banyak film fiksi ilmiah yang sangat dinantikan yang dijadwalkan untuk rilis pada tahun 2020 didorong kembali ke tahun 2021. Demikian pula, beberapa film fiksi ilmiah yang dijadwalkan untuk tahun 2021 telah diundur ke tahun 2022, termasuk sekuel terkenal seperti Avatar 2 dan Jurassic World: Dominion. Namun, 2021 masih menjanjikan pukulan dengan film sci-fi berikut. shortqtsyndrome

Chaos Walking – 5 Maret

Berdasarkan trilogi YA Patrick Ness yang sangat populer, Chaos Walking membayangkan masa depan di mana kuman telah memusnahkan semua wanita di Bumi dan meninggalkan pria dengan Kebisingan, kemampuan untuk mendengar pikiran semua makhluk hidup setiap saat.

Tom Holland berperan sebagai Todd Hewitt, seorang remaja yang dunianya terbalik ketika dia bertemu dengan seorang wanita bernama Viola Eade (Daisy Ridley). Chaos Walking difilmkan pada tahun 2017, tetapi perilisannya telah ditunda beberapa kali karena jadwal ulang serta jadwal Holland dan Ridley, yang semakin sibuk karena kedua bintang tersebut menjadi semakin terkenal.

Morbius – 19 Maret

Jared Leto berperan sebagai karakter tituler dalam Sony’s Morbius, perpaduan fiksi ilmiah dan horor berdasarkan karakter Marvel Comics Dr. Michael Morbius. Dr Morbius menderita penyakit darah langka, dan dalam upaya ekstrim untuk menyembuhkan dirinya sendiri, dia berakhir dengan membunuh kekuatan vampir, menjadikannya vampir hidup.

Trailer film tersebut menunjukkan kisah asal Morbius dan juga menampilkan penampilan Michael Keaton sebagai penjahat Spider-Man MCU, Vulture, yang menunjukkan bahwa Sony mungkin mencoba membuat franchise antihero yang lebih besar termasuk Morbius dan antihero mereka yang lain, Venom.

Free Guy – 21 Mei

Awalnya dijadwalkan rilis pada tahun 2020, Free Guy menampilkan Ryan Reynolds sebagai Guy, karakter non-pemain dalam video game dunia terbuka. Saat Guy menyadari bahwa dia ada dalam sebuah game, dia bekerja untuk menjadikan dirinya pahlawan dan mencegah game tersebut ditutup.

Film ini memiliki pemain all-star, termasuk pemenang Emmy Jodie Comer dan sutradara film Taika Waititi, dan disutradarai oleh sutradara dan produser Stranger Things Shawn Levy. Harapkan banyak aksi dan kiriman kiasan video game dalam kombinasi sci-fi dan komedi ini.

Godzilla Vs. Kong – 21 Mei

The King of the Monsters berhadapan dengan King of the Apes di Godzilla vs. Kong, lanjutan dari Kong: Skull Island dan Godzilla: King of the Monsters. Godzilla dan King Kong adalah dua monster sinematik paling ikonik fiksi ilmiah, dan pertandingan ini menandai pertama kalinya mereka bertarung di layar lebar sejak King Kong vs Godzilla tahun 1962 dari Toho, yang membuat Kong berjaya. Sebuah pertandingan ulang yang sangat dinanti ditambah kemungkinan untuk Perang Saudara Titan bisa menjadikan ini film terbesar di MonsterVerse Legendaris.

Infinite – 28 Mei

Dikenal dengan film aksi seperti Training Day dan The Equalizer, Sutradara Antoine Fuqua kini beralih ke sci-fi dengan Infinite, adaptasi dari D. Eric Maikranz’s The Reincarnationist Papers. Mark Wahlberg berperan sebagai Evan Michaels, seorang pria yang dihantui oleh halusinasi yang dia sadari adalah kenangan dari kehidupan masa lalu. Evan bergabung dengan orang lain seperti dia “infinites” lainnya untuk menggunakan kemampuan ini demi kebaikan umat manusia.

Ghostbusters: Afterlife – 11 Juni

Ghostbusters: Afterlife adalah urusan keluarga, karena sutradara Jason Reitman memimpin sekuel film Ghostbusters asli ayahnya, Ivan. Hanya satu dari banyak sekuel film yang tertunda karena pandemi virus corona, tambahan baru pada kanon Ghostbusters ini mengikuti seorang ibu (Carrie Coon) dan kedua anaknya (Mckenna Grace dan Finn Wolfhard) saat mereka pindah ke kota kecil. Di sana, mereka akan menemukan koneksi mereka ke Ghosbuster pertama. Bill Murray, Dan Akroyd, Ernie Hudson, dan Sigourney Weaver akan mengulangi peran mereka dari film pertama.

Venom: Let There Be Carnage – 25 Juni

Rilisan lain dari Sony, Venom: Let There Be Carnage menindaklanjuti film hit 2018 Venom. Eddie Brock dari Tom Hardy terus hidup sebagai pembawa acara bagi symbiote alien yang mengubahnya menjadi Venom. Sekuel ini memperkenalkan hubungan symbiote-host lainnya, saat pembunuh berantai Cletus Kasady (Woody Harrelson) menjadi Carnage, musuh bebuyutan Venom. Meski ada perdebatan apakah film Venom Sony termasuk bagian dari MCU, sekuel ini pasti akan semakin meningkatkan cerita Eddie dan Venom lebih jauh.

The Tomorrow War – 23 Juli

Sutradara Chris McKay – yang baru-baru ini menjadi sutradara The Lego Batman Movie – menandai terjun pertamanya dalam aksi langsung dengan film fiksi ilmiah militer The Tomorrow War. Di masa depan, manusia kalah perang melawan invasi alien. Ilmuwan menemukan cara potensial untuk memenangkan perang dengan merekrut tentara dari masa lalu. Chris Pratt memimpin pemeran ansambel besar yang mencakup Yvonne Strahovski, Betty Gilpin, dan J.K. Simmons.

Film Sci-Fi Mendatang Pada 2021

Dune – 1 Oktober

Dune karya Denis Villeneuve yang sangat ditunggu-tunggu didasarkan pada novel fiksi ilmiah karya Frank Herbert dengan nama yang sama. Dune adalah salah satu buku paling berpengaruh dalam genre ini, terutama yang menginspirasi banyak elemen Star Wars. Itu juga dianggap tidak dapat disesuaikan – versi 1984 David Lynch adalah kegagalan kritis dan komersial. Namun, Villeneuve telah membuktikan dirinya sebagai auteur sci-fi dengan film-film seperti Arrival dan Blade Runner 2049, menempatkannya dalam posisi yang baik untuk beradaptasi dengan yang tidak dapat disesuaikan. Timothee Chalamet berperan sebagai Paul Atreides, pewaris House Atreides. Dia dan keluarganya dikirim ke planet Arrakis yang nyaris tidak bisa dihuni, juga dikenal sebagai Dune. Bentang alam pencuci mulut yang luas, cacing pasir yang ikonik, dan rempah-rempah yang melange – yang memungkinkan perjalanan antarbintang – berlimpah. Film ini menampilkan pemain all-star, termasuk Oscar Isaac, Rebecca Ferguson, Zendaya, Javier Bardem, dan Jason Momoa.

The Matrix 4 – 22 Desember

Seri Matrix yang ikonik kembali setelah hampir dua dekade dengan The Matrix 4, disutradarai dan ditulis bersama oleh Lana Wachowski, salah satu dari dua saudara kandung yang membuat aslinya. Detail tentang sekuelnya masih dirahasiakan, tetapi Keanu Reeves dan Carrie-Anne Moss mengulangi peran mereka sebagai Neo dan Trinity. Beberapa pemain baru telah ditambahkan ke dalam pemeran, termasuk Yahya Abdul-Mateen II, Jessica Henwick, dan Jonathan Groff. Apakah film tersebut mencapai ketinggian aslinya atau membuat kesalahan yang sama seperti The Matrix Reloaded dan Revolutions masih harus dilihat. Namun, cerita baru, pemeran baru, dan efek visual yang diperbarui mungkin hanya yang dibutuhkan waralaba untuk berhasil.

Beberapa Judul Film Sci-Fi Yang Brilian Tapi Terlupakan

Beberapa Judul Film Sci-Fi Yang Brilian Tapi Terlupakan – Fiksi ilmiah adalah genre sastra dan film yang masif dan produktif. Ini telah menghasilkan beberapa permata dari film dan waralaba independen selama bertahun-tahun, seperti Star Wars, Star Trek, dan The Matrix. Sebagai sebuah genre, genre ini mengajukan beberapa pertanyaan yang sangat penting dan penting tentang masa depan umat manusia, hubungan kita dengan teknologi, dan pertanyaan tentang etika dalam eksperimen, kedokteran, dan biologi.

Dengan begitu banyak film yang dapat dipilih dari beberapa dekade yang lalu, wajar jika beberapa mahakarya indie tersesat dalam kekacauan. Berikut adalah 10 permata tersembunyi yang masih layak untuk ditonton. slot88

Capricorn One (1978)

Adakah yang pernah mendengar teori konspirasi bahwa pendaratan di bulan tidak pernah terjadi dan semuanya direkam di studio film dan kemudian disajikan kepada publik sebagai kenyataan? Premis utama film ini adalah bahwa teori ini benar, tetapi menggantikan bulan dengan Mars. Brubaker, Willis, dan Walker – kru misi berawak pertama ke Mars, Capricorn One – tiba-tiba dikeluarkan dari pesawat ruang angkasa sebelum diluncurkan dan dibawa ke pangkalan bekas militer di gurun pasir.

Mereka diberi tahu bahwa kesalahan dalam sistem pendukung kehidupan akan membunuh mereka, tetapi bagian mereka belum berakhir: mereka harus membantu NASA merekam rekaman “pendaratan” mereka dan kemudian tetap diam, dengan satu atau lain cara.

Existenz (1999)

Apa itu realitas, jika tidak terasa berbeda dengan realitas maya? Ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh mahakarya indie tersembunyi David Cronenberg. Di dunia di mana “gamepod” telah menggantikan konsol –memungkinkan pemain untuk memasukkan kesadaran mereka ke dalam dunia game dan tinggal di dalamnya – desainer game dipuja seperti dewa dari publik dan dibenci oleh Realis, orang yang menyabotase videogame dan perusahaan karena mereka “distort reality”.

Allegra Geller, seorang desainer jenius, sedang menguji game barunya eXistenZ dengan grup fokus saat seorang Realis menyerang. Dia melarikan diri dengan humas perusahaan, Ted, dan mereka mengisolasi diri untuk memasuki permainannya dan memeriksa potensi kerusakan. Sekarang, keberadaan berhenti dan eXistenZ dimulai.

Alien Raiders (2008)

Ini adalah film terbaru dalam daftar, tetapi tetap jauh dari perhatian arus utama, menarik lebih banyak pengikut kultusnya sendiri (meskipun, itu dirilis hanya di Fantastic Fest dan kemudian langsung ke DVD). Dengan referensi yang jelas ke The Thing karya John Carpenter, film ini adalah penghormatan yang cerdas dan mengerikan untuk horor sci-fi tahun 80-an.

Pelanggan dan karyawan di supermarket kecil tiba-tiba disandera oleh sekelompok pria yang mencari “mereka” di antara orang-orang. Dengan cepat terungkap bahwa mereka mencari parasit alien yang dapat berkembang biak di dalam tubuh manusia.

Videodrome (1983)

Film horor tubuh sci-fi ini adalah salah satu proyek Cronenberg yang kurang terkenal, tetapi masih layak untuk ditelusuri. Max Renn, CEO dari sebuah stasiun TV kecil di Toronto, menemukan sebuah acara bernama Videodrome yang menggambarkan penyiksaan dan pembunuhan yang kejam terhadap korban yang tidak dikenal. Terpesona, Max mulai menyiarkan acara tersebut secara ilegal di salurannya sendiri.

Karena sangat tertarik dengan apa yang sebenarnya ada di balik pertunjukan tersebut, dia menggali lebih dalam dan menemukan banyak hal yang mengganggu tentang Videodrome, termasuk seberapa nyata adegan tersebut. Halusinasi, pengendalian pikiran, dan persaingan politik hanyalah beberapa dari konspirasi yang ia temukan di sepanjang jalan.

The Quiet Earth (1985)

Berdasarkan novel Craig Harrison tahun 1981, gambar Geoffrey Murphy adalah ekstravaganza survival sci-fi, analog dengan film zombie akhir zaman George Romero tentang bagaimana eksperimen sains akan mengarah pada pemusnahan kita. Ilmuwan Zac Hobson, anggota program energi sindikat global yang dijuluki “Project Flashlight”, bangun pada suatu pagi dan menyadari bahwa kota yang dia tinggali… tidak berpenghuni.

Tidak hanya kotanya, dia segera menyadarinya, tapi seluruh dunia. Semua orang telah menghilang dan pencarian Zac untuk para penyintas hanya akan terbebani oleh kemungkinan gangguan psikologisnya sendiri.

The Man Who Fell To Earth (1976)

David Bowie berperan sebagai Thomas Jerome Newton, alien yang menyamar dalam bentuk humanoid yang datang ke bumi dalam misi untuk mendapatkan air untuk planetnya yang dilanda kekeringan. Kecerdasannya yang superior dikombinasikan dengan teknologi canggih planetnya membuatnya menjadi sensasi di industri teknologi dan kaya hampir dalam semalam.

Namun, ia juga mengenal sifat buruk manusia: alkohol, seks, dan TV menjadi kecanduannya yang dicintainya. Dia mulai tinggal bersama Mary-Lou, mantan karyawan hotel, dan terus memberi makan kecanduannya, sampai identitas aslinya ditemukan oleh Dr. Nathan Bryce, seorang pria yang menurut Newton dapat dipercaya.

They Live (1988)

Ini adalah salah satu film John Carpenter yang kurang terkenal, dibayangi oleh film-film seperti Halloween dan Escape From New York, tetapi masih sangat orisinal dan menyajikan konsep yang benar-benar menarik sekaligus menjadi alegori yang berwawasan. Seorang drifter, John Nada, tiba di LA dan menerima pekerjaan di bidang konstruksi. Rekan kerjanya, Frank, menawarinya berlindung di kota kumuh. Pemimpin de-facto kota, Gilbert, pergi ke pertemuan yang mencurigakan di gereja terdekat dan Nada mengikutinya.

Gilbert bertemu dengan seorang pengkhotbah TV yang sebelumnya meretas semua saluran untuk memperingatkan masyarakat tentang sinyal yang secara mental memperbudak orang dan “mereka”, sebuah kelompok jahat di belakangnya. Belakangan, Nada mengambil kacamata hitam dari salah satu kotak gereja: kacamata hitam yang mengungkapkan kepadanya pesan-pesan subliminal yang disampaikan kepada publik, tetapi juga alien yang hidup di antara umat manusia.

Dark City (1998)

Chef d’oeuvre yang menghantui oleh Alex Proyas ini menggabungkan fiksi ilmiah dengan misteri dan estetika neo-noir. Berlatar di kota tanpa nama yang tampaknya menghindari era tertentu, film ini mengikuti John Murdoch.

Dia terbangun di bak mandi tanpa mengingat kehidupan sebelumnya dan menerima telepon dari Dr Schreber, yang mengarahkannya untuk melarikan diri untuk menghindari “The Strangers”: sekelompok pria misterius yang mengejarnya. Di dalam ruangan, John menemukan mayat seorang wanita dan segera menyadari bahwa dia adalah tersangka dalam sejumlah pembunuhan yang tidak ingat pernah dilakukannya. Dengan polisi dan Orang Asing di belakangnya, John mencoba mengingat identitasnya dan menyadari bahwa dia memiliki kemampuan yang sama dengan Orang Asing: “tuning”, atau cara untuk mengubah kenyataan.

THX 1138 (1971)

Film Sci-Fi yang Brilian Tapi Terlupakan

Penggemar berat Star Wars pasti tahu bahwa film ini adalah debut film utama George Lucas; itu awalnya menerima tinjauan yang beragam dan tidak berbuat banyak di box office, tetapi kejayaan Lucas selanjutnya menambah keunggulannya. Dalam masyarakat futuristik, seks dan reproduksi tidak diperbolehkan, dan perasaan serta hubungan tidak dapat disebutkan; orang diberi nama (terdiri dari tiga huruf dan empat angka) dan pekerjaan yang harus mereka lakukan.

Pekerjaan mereka seringkali berbahaya, tetapi mereka diberi obat-obatan untuk membantu mereka bekerja dan membuat mereka patuh. THX 1138, seorang pekerja di pabrik android polisi, prihatin dan mendambakan sesuatu yang berbeda, situasi yang hanya meningkat ketika dia mencerna obat yang salah.

Solaris (1972)

Tour de force ini adalah salah satu film pertama Andrei Tarkovsky, salah satu auteur paling berpengaruh dan cerdik di Uni Soviet (dan di dunia). Plotnya mengikuti Kris Kelvin, seorang psikolog yang dikirim untuk menyelidiki situasi aneh di stasiun luar angkasa tua yang mengorbit dan mempelajari planet samudra Solaris. Kris segera mengetahui bahwa dari tiga ilmuwan di stasiun, dua yang tersisa, karena temannya, Dr Gibarian, telah melakukan bunuh diri.

Ilmuwan yang tersisa berada dalam kondisi mental yang kacau, stasiunnya berantakan, dan Kris melihat sekilas orang yang seharusnya tidak naik. Kris tidak bisa mengerti apa yang terjadi, tapi dia menjadi sangat terkejut saat melihat istrinya, yang meninggal beberapa waktu lalu, di kamarnya.

Film Sci-Fi Yang Tidak Masuk Akal Secara Ilmiah

Film Sci-Fi Yang Tidak Masuk Akal Secara Ilmiah – Meskipun alangkah baiknya jika manusia dapat melewati taman hiburan yang dipenuhi dinosaurus dengan bola hamster raksasa, kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Film fiksi ilmiah disebut “fiksi” karena suatu alasan. Mereka dimaksudkan untuk bercerita, dan dalam prosesnya, mereka sering kali membengkokkan aturan sains. Tetapi para penulis film-film ini sering menutupi lubang plot ilmiah dengan kata-kata dan grafik yang cukup mewah sehingga Anda mungkin tergoda untuk percaya bahwa penemuan yang dibuat-buat dalam plot mungkin benar-benar mungkin. Berikut adalah beberapa film fiksi ilmiah yang tidak masuk akal secara ilmiah.

District 9

Sebuah film fiksi ilmiah indie yang menarik perhatian banyak penggemar genre ini, film ini melihat perbedaan budaya antara penghuni Bumi dan alien mirip udang yang memutuskan untuk membangun rumah di sana. raja slot

Tentu saja, gagasan tentang alien yang benar-benar ada tampaknya tidak mudah dipahami saat ini dalam sejarah manusia. Namun, yang bahkan kurang masuk akal secara ilmiah adalah kenyataan bahwa manusia entah bagaimana bisa berubah menjadi salah satu alien ini.

Edge Of Tomorrow

Film aksi Tom Cruise dan Emily Blunt ini sangat menyenangkan, dan menjamin sekuel yang sedang dalam pengembangan. Terinspirasi sebagian oleh film pengulangan waktu lainnya, ini jelas membutuhkan banyak penjelasan ilmiah agar masuk akal.

Dengan karakter utama terjebak dalam siklus konstan, menimbulkan banyak pertanyaan tentang berapa banyak pengaturan ulang di penghujung hari dan mengapa memang teknologi perulangan ini digunakan atau bagaimana itu bahkan dibuat.

Looper

Film lain yang melibatkan perjalanan waktu, ada banyak elemen membingungkan tentang hit aksi ini. Dengan looper yang dikirim kembali ke masa lalu untuk dibunuh sendiri, pasti ada segala macam paradoks yang bisa terjadi.

Tidak hanya ada kekurangan akal logis tentang bagaimana konsep ini benar-benar berfungsi, tetapi juga aneh bahwa ini tampaknya menjadi satu-satunya hal yang digunakan untuk perjalanan waktu dan memang, tampaknya tidak berfungsi dibandingkan dengan film perjalanan waktu lainnya.

Arrival

Ini adalah film yang berhasil menulis ulang persis seperti apa fiksi ilmiah itu. Sebuah film yang mengeksplorasi bagaimana manusia dapat berkomunikasi dengan alien, ide-idenya menjadi rumit dengan sangat cepat saat pemahaman bahasa mereka berubah.

Waktu dengan cepat menjadi faktor dalam hal ini dan bahasa mereka tidak seperti apa pun yang dapat dipahami manusia. Meskipun teknik linguistiknya mungkin akurat, elemen ilmiah lainnya tidak masuk akal.

Blade Runner 2049

Sekuel hit tahun 1989 hanya menambah kebingungan lebih lanjut tentang bagaimana ilmu pengetahuan tentang realitas ini bekerja. Meskipun cara penggambaran masa depan Bumi mungkin sangat dekat dengan kebenaran, unsur-unsur alam semesta ini memiliki kekurangan.

Yang paling penting, cara kerja robot di dunia ini sebenarnya sangat membingungkan. Misalnya, tersirat bahwa dua dari mesin ini sebenarnya memiliki anak secara biologis, tetapi tidak jelas bagaimana ini bisa terjadi.

Guardians Of The Galaxy

Marvel Cinematic Universe banyak berperan dalam fiksi ilmiah, tetapi tidak lebih dari opera ruang angkasa yang menampilkan tim pencuri biasa-biasa saja dan kelompok yang tidak cocok bersama-sama untuk melawan pemimpin alien yang korup.

Dari bagaimana ruang angkasa digambarkan, hingga cara beberapa planet ini beroperasi, bahkan hingga keragaman spesies asing semuanya tidak masuk akal secara ilmiah. Akan sangat menarik untuk melihat apakah pohon yang bisa berbicara dan rakun dapat dijelaskan dengan penelitian yang tulus.

Transformers

Berdasarkan mainan terkenal dan serial animasi, robot yang menyamar tidak perlu dibandingkan dengan penelitian ilmiah asli di masa lalu karena sering kali dibuat dengan cara yang lebih aneh, daripada dalam pengaturan yang realistis.

Namun, adaptasi live-action dari franchise ini berarti ada banyak perbandingan dunia nyata dengan robotika yang bisa dibuat. Sifat sedikit organik dari organisme ini dan cara operasinya tentunya membutuhkan banyak penjelasan dari para ahli di bidangnya.

Alien

Di Alien, makhluk yang dibintangi adalah alien. Tapi makhluk aneh yang muncul dari dada orang seperti jack-in-the-box berlendir ini sebenarnya tidak masuk akal secara ilmiah. Mereka tumbuh sangat cepat, dan dari penampilannya, mereka tidak menggunakan cukup energi untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang begitu cepat.

Setelah mereka memasuki inang manusia mereka, alien tumbuh menjadi ukuran seperti anjing dalam beberapa jam, dan mengingat bahwa tuan rumah mereka dapat hidup, bernafas dan berjalan-jalan saat mereka bertindak sebagai inkubator hidup, tidak mungkin alien benar-benar memakan banyak bagian dalam inang mereka selama proses pertumbuhan. Jadi, jika mereka tidak banyak memakan inang mereka, bagaimana mereka bisa tumbuh begitu cepat? Mungkin mereka mampu melakukan metode penyerapan energi lain, tetapi ini tidak pernah dibahas di film-film.

Jurassic Park

Menurut Jurassic Park, yang Anda butuhkan untuk menciptakan kembali dinosaurus adalah nyamuk purba, darah dinosaurus, dan sedikit DNA katak untuk mengisi celah genetik. Tetapi ada sejumlah masalah dengan pendekatan froggysaurus ini. Pertama, sangat tidak mungkin DNA dinosaurus bertahan hingga zaman modern. DNA terdegradasi dengan sangat mudah, dan sangat jarang sampel yang dapat digunakan bertahan satu juta tahun, apalagi 66 juta tahun (ketika dinosaurus terakhir ada).

Tetapi bahkan jika para ilmuwan entah bagaimana mendapatkan DNA-dino, mereka tidak akan dapat bekerja hanya dengan fragmen. Saat menjawab pertanyaan yang kosong, Anda membutuhkan sisa kalimat sebagai konteks untuk menebak kata mana yang tidak ada. Demikian pula, untuk menghidupkan kembali dinosaurus, para ilmuwan membutuhkan seluruh genomnya (rangkaian lengkap DNA) untuk mengetahui bagian mana yang hilang. Dan sebagai lapisan gula pada kue yang dipenuhi lubang plot, bahkan jika babi terbang dan para ilmuwan mendapatkan genom dinosaurus lengkap, DNA katak tidak akan pernah digunakan untuk mengisi celah tersebut. Burung dan reptil lebih dekat kerabatnya dengan dinosaurus daripada amfibi, jadi para ilmuwan akan lebih cenderung menggunakan DNA buaya atau burung unta daripada Kermit.

King Kong

Berkat gravitasi, secara ilmiah mustahil bagi manusia untuk memiliki iPhone dengan layar yang tidak retak selama lebih dari setahun. Oh, dan juga, gravitasi membuat King Kong sangat tidak mungkin. Saat hewan bertambah besar, otot mereka harus berubah untuk mengakomodasi massa yang meningkat. Inilah sebabnya gajah dan dinosaurus berevolusi menjadi kaki yang tebal dan berotot.

Gorila lebih dari mampu menopang berat badannya sendiri dalam ukuran biasa, tetapi jika Anda menekan tombol perbesar dan menjaga proporsinya tetap sama, hewan yang dihasilkan hampir tidak bisa bergerak, apalagi melompat di sekitar Pulau Tengkorak dan memanjat Gedung Empire State. Jika King Kong benar-benar ada, dimensinya akan jauh berbeda dari gorila berukuran biasa. Dia akan memiliki kaki yang tebal dan otot yang lebih besar — ​​plus, dengan semua beban itu untuk dibawa kemana-mana, dia akan bergerak jauh lebih lambat daripada Kong dalam film.

Interstellar

Mengingat bahwa Interstellar adalah film tentang peradaban futuristik yang dapat memanipulasi ruang-waktu seperti Kubus Rubik, sungguh menakjubkan betapa hal itu benar tentang sains. Namun, ada beberapa celah yang mencolok, yang paling jelas adalah lubang cacing dan lubang hitam (lubang di ruang angkasa pasti membingungkan).

Secara teori, lubang cacing dapat menghubungkan dua galaksi yang jauh, tetapi terowongan melalui ruang angkasa tidak stabil. Tidak mungkin lubang cacing bisa dibuka, apalagi dilintasi oleh manusia. Dan ketika sampai pada lubang hitam, sebagian besar ilmuwan setuju bahwa siapa pun yang cukup beruntung untuk berada terlalu dekat dengan lubang hitam akan berakhir dengan spagetifikasi. Tapi tidak hanya Matthew McConaughey menghindari nasib mie saat dia tersedot ke singularitas, dia juga berhasil berkomunikasi dengan putri masa lalunya dan melompat ke masa depan untuk bertemu dengan cucu dewasanya. Serahkan pada McConaughey untuk terus hidup.

Avatar

Manusia suka berpikir bahwa, jika kita bertemu alien, kita akan bisa berjalan ke arah mereka dan menjabat tangan mereka. Tetapi kemungkinan besar kita akan menggoyangkan tentakel atau rahang bawah daripada anggota tubuh yang berjari lima. Dari komposisi atmosfer hingga gravitasi bumi hingga punahnya dinosaurus, manusia adalah hasil dari serangkaian keadaan yang unik di planet kita.

Kemungkinan kebetulan yang tepat tidak akan datang bersama di planet lain untuk menciptakan ras makhluk yang terlihat mirip dengan kita, apalagi hampir persis seperti kita. Namun dalam film fiksi ilmiah, kita sering melihat humanoid aliens identical dengan spesies kita kecuali beberapa perbedaan yang sangat kecil (seperti antena atau warna kulit). Di Avatar, alien lebih besar dan lebih biru dari kita, tetapi sebaliknya, mereka hampir sama. Tapi kisah cinta antara Jake Sully dan makhluk gurita raksasa bersayap mungkin tidak akan berhasil di box office.

Inception

Film Sci-Fi Yang Tidak Masuk Akal Secara Ilmiah

Mungkin tidak mengherankan bahwa tidak mungkin memasukkan diri Anda ke dalam mimpi orang lain (selain dari cara lama jatuh cinta). Mimpi terjadi di dalam pikiran seseorang, dihasilkan oleh aktivitas di otak dan hanya dirasakan oleh si pemimpi. Anda tidak dapat melompat ke aktivitas otak itu lebih dari saat Anda menonton film. Selain itu, tidak ada obat yang dapat menyebabkan tidur REM, dan orang tidak menjadi kecanduan mimpi mereka.

Dengan cara ini, Inception tidak masuk akal secara ilmiah. Tapi Christopher Nolan benar-benar benar tentang pikiran, mimpi, dan tidur dalam film thriller sarafnya. Nolan memasukkan konsep ini dalam filmnya, dan secara umum, mengikuti banyak aturan yang mengatur mimpi.

Gravity

Gravity menjadi benar tentang ruang dan sains, tetapi, seperti yang ditunjukkan Neil deGrasse Tyson dalam kata-kata kasar Twitter, ada banyak kesalahan juga. Premis film ini adalah, setelah satelit dihancurkan di atas Bumi, puing-puing yang bergerak cepat merobek kapal yang menampung awak astronot, menewaskan banyak orang dalam prosesnya. Putusannya? Mungkin, tetapi itu tidak akan terjadi seperti yang ditunjukkan dalam film.

Para astronot dan satelit yang hancur mengorbit pada kemiringan yang berbeda di atas planet, yang berarti bahwa puing-puing dari ledakan tersebut tidak akan mencapai kru secepat itu — dan tidak akan kembali setiap satu setengah jam seperti jarum jam. Selain itu, Sandra Bullock menggunakan alat pemadam api untuk terbang di luar angkasa seperti Iron Man pada satu titik di film tersebut. Ini mungkin dilakukan, tetapi dia tidak akan bisa bermanuver sendiri dengan akurasi seperti itu, menghancurkan lebih seperti Hulk daripada Tony Stark.

Monster Film Sci-Fi Tahun 80-an Paling Menakutkan

Monster Film Sci-Fi Tahun 80-an Paling Menakutkan – Aspek-aspek yang aneh, tidak biasa, dan membingungkan dari genre fiksi ilmiah selalu menangkap imajinasi manusia. Dari Bumi hingga bintang-bintang, kemungkinan tak terbatas disajikan bagi umat manusia untuk dijelajahi, dengan harapan mengembangkan teknologi baru, menemukan kehidupan baru, dan membuat peluang baru untuk memahami keberadaan kita di alam semesta. Pembuat film menangkap altruisme terbesar umat manusia dengan fiksi ilmiah, serta ambisi dan ketakutan tergelapnya.

Dari relung terdalam dari proses kreatif manusia telah datang makhluk yang tak terhitung jumlahnya yang menemukan tempat tinggal yang subur dalam film fiksi ilmiah. Monster-monster ini memiliki banyak bentuk, dari yang lucu hingga yang ganas, tetapi semua menghadirkan tingkat ancaman yang secara eksponensial lebih besar daripada yang bisa dicapai di luar alam yang paling dibuat-buat. Dari Stay Puft Marshmallow Man of Ghostbusters hingga Sandworm dari Dune, berikut adalah beberapa monster film fiksi ilmiah tahun 80-an yang paling menakutkan, yang diperingkat. bet88

The Stay Puft Marshmallow Man

Meskipun beberapa orang mungkin tidak terlalu memikirkan Stay Puft Marshmallow Man, maskot putih menggemaskan dari merek Stay Puft Marshmallow, dia cukup menakutkan ketika tingginya 50 lantai. Tanya saja kepada Ghostbusters yang melawannya untuk melindungi Kota New York – dia tidak menggemaskan atau gendut saat menghancurkan orang yang melihatnya dan menendang mobil.

Ghostbusters memiliki banyak makhluk aneh di dalamnya, dari hantu yang terbuat dari lendir hijau hingga anjing iblis bermata merah hingga setengah dewa trans-dimensional, tetapi The Stay Puft Marshmallow Man berkuasa sebagai yang paling mengerikan dari semuanya.

The Pit Monster

Tambang Musuh pada awalnya tidak dimulai sebagai fitur makhluk apa pun, tetapi pada akhirnya menampilkan segudang monster turun ke antagonisnya. Dennis Quaid dan Louis Gossett-Jr. dibintangi sebagai dua penjelajah luar angkasa, mantan manusia dan yang terakhir alien Drac, yang konfliknya mengakibatkan mereka menabrak planet misterius. Kedua musuh dipaksa untuk bekerja sama untuk bertahan dari medan yang bermusuhan dan mengerikan di dunia.

Salah satu makhluk yang mereka temui adalah Pit Monster, yang berasal dari Kaiju Jepang, makhluk raksasa seperti Godzilla dan Mothra. Itu adalah salah satu dari banyak spesies alien yang mereka temui, tapi yang pasti yang terbesar dan paling tangguh, dengan tentakel dan rahangnya yang besar membangkitkan hibrida makhluk Sarlacc dan Rancor dari Episode VI: Return of the Jedi.

The ID Monster

Ada lebih dari beberapa makhluk asing yang menghuni Galaxy of Terror, film fiksi ilmiah tahun 80-an sekte yang mengadu domba awak astronot dengan dunia berbahaya yang tak terhitung. Ketika kapal Tamu berangkat ke planet Morganthus yang dilanda badai, mereka tidak tahu bahwa perjalanan mereka mungkin tidak sepenuhnya dibuat sendiri.

Mereka bertemu dengan makhluk aneh yang mulai mengambil kru satu per satu, termasuk ” id monster “, yang pada dasarnya memperkuat ketakutan terburuk Anda dan kemudian membunuh Anda bersama mereka. Pada saat anggota kru terakhir harus melawan teman-temannya versi zombi, Anda akan mengira teror akan berakhir, tetapi kemudian dia menjadi pengganti pemimpin pertunjukan aneh galaksi ini.

The Thing

Tanpa diragukan lagi, makhluk yang diciptakan untuk The Thing karya John Carpenter adalah salah satu monster paling menakutkan dalam fiksi ilmiah, jika bukan bioskop itu sendiri. Mampu menyerap jaringan organisme hidup apa pun dan menggandakannya, The Thing dapat mengambil wujud siapa pun, bahkan teman terdekat Anda.

Film tersebut tidak berjalan sebaik yang diharapkan Carpenter ketika dirilis, dengan kritikus mendulang plotnya karena tidak dapat terungkap tanpa adegan berdarah dan kekerasan grafis yang berlebihan. Sejak itu, hal itu dihargai karena penerapan horor psikologisnya, karena para ilmuwan penelitian di Pos terdepan 31 perlahan-lahan beralih satu sama lain di Kutub Utara yang soliter, dengan sedikit harapan penyelamatan dan sumber daya yang semakin menipis.

The Sandworm

Penghuni paling terkenal dari film Dune dan semesta novel, Sandworm adalah makhluk raksasa yang ditemukan di planet Arrakis. Ia melakukan perjalanan di bawah hamparan gurun yang luas yang membentuk topografi dunia, meledak untuk melahap apa pun yang bergerak di permukaan.

Tempat berburu cacing pasir berada di area yang sama dengan rempah-rempah yang didambakan, obat yang sangat dicari. Kendaraan yang pergi berburu melange akhirnya diburu oleh cacing pasir, kejahatan yang diperlukan ketika Anda menganggap bahwa rempah-rempah sebenarnya adalah produk sampingan dari siklus hidup mereka. Sandworms didasarkan pada interpretasi Frank Herbert tentang naga yang menjaga harta karun di Eropa abad pertengahan.

The Terminator

Meskipun Terminator tidak memiliki rahang yang tajam atau cakar yang tajam, itu adalah salah satu monster paling menakutkan dalam sejarah fiksi ilmiah. Muncul pertama kali di Terminator dengan model T-800 (peran yang akan meluncurkan karir Arnold Schwarzenegger), dan kemudian T-1000 yang canggih (yang dapat membentuk dirinya sendiri menjadi objek atau orang apa pun), itu berkali-kali lebih kuat dan lebih cepat daripada manusia. menyerupai satu.

Terminator tidak membutuhkan tidur, makanan, atau kenyamanan masyarakat apa pun untuk melakukan yang terbaik; melacak dan membunuh. Sementara kemudian Terminator digunakan oleh manusia untuk tujuan perlindungan, keterampilannya paling banyak digunakan sebagai pembunuh atau tentara super. Ia dapat langsung mempelajari cara menggunakan senjata apa pun, memiliki kemampuan pemrosesan yang memberinya refleks superior, dan umumnya dapat berlari lebih cepat, mengakali, dan mengalahkan apa pun yang menghalangi jalannya.

The Predator

Monster Film Sci-Fi Tahun 80-an Paling Menakutkan

Manusia bukan lagi predator puncak ketika mereka bertemu dengan pemburu yang paling ditakuti di galaksi yang dikenal. Sekelompok tentara yang rutin turun ke Amerika Selatan tiba-tiba menemukan diri mereka berjuang untuk hidup mereka melawan makhluk tidak manusiawi dengan kekuatan, akal, dan teknologi yang superior. Namun, Predator telah menemui tandingannya di lini pertahanan terakhir manusia, Arnold Schwarzenegger.

Predator adalah salah satu film fiksi ilmiah paling sukses di tahun 80-an, dan alien Predator menjadi salah satu monster film paling terkenal sepanjang masa dengan topeng ikonik, kostum, dan rahangnya yang melebar. Arnie bertarung melawan Predator, menggunakan semua pengetahuan gerilya untuk mengalahkannya dalam perburuannya sendiri, tetapi bahkan setelah pertarungan epik, beberapa sekuel akan menyusul untuk penggemar yang menginginkan lebih banyak pembantaian.

The Alien

Tidak ada yang mengira sekuel bisa mengalahkan aslinya seperti James Cameron Aliens, tindak lanjut penuh aksi untuk mahakarya horor fiksi ilmiah Ridley Scott, Alien. Meskipun tidak memiliki suasana murung dari film pertama, tentang kru pesawat luar angkasa yang diteror oleh alien, film ini memiliki kualitas hingar bingar yang meningkatkan teror begitu alien ditemukan menjajah planet lain.

The “xenomorph”, dengan kerangka yang kuat, mematahkan rahang dalam, dan asam untuk darah menjadi mesin pembunuh yang lebih ganas saat menghadapi Marinir Luar Angkasa Bumi. Drone menghancurkan barisan mereka, dan Ratu hampir membunuh pahlawan waralaba Letnan Ellen Ripley. Sekarang dengan franchise Alien: Covenant, xenomorph terus menjadi monster film fiksi ilmiah paling menakutkan.

Sekuel Fiksi Ilmiah Terbaik Sepanjang Masa

Sekuel Fiksi Ilmiah Terbaik Sepanjang Masa – Kebijaksanaan umum mengatakan bahwa sekuel film selalu lebih buruk dari aslinya. Nah, kebijaksanaan umum salah. Selama empat puluh tahun terakhir, ada banyak reboot, sekuel, remake, dan prekuel dan beberapa di antaranya sebenarnya cukup bagus. Pada artikel ini kita akan melihat beberapa sekuel fiksi ilmiah terbaik.

RoboCop 2

Disutradarai oleh pembuat film Belanda Paul Verhoeven pada tahun 1987, RoboCop adalah film aksi brutal tentang Alex Murphy (Peter Weller), seorang polisi yang dibawa kembali dari ambang kematian dan diubah menjadi polisi cyborg tituler. Di tengah semua pengejaran dan ledakan, RoboCop juga menunjukkan masa depan distopia satir kepada pemirsa di mana perusahaan-perusahaan besar menjalankan daerah kumuh yang kumuh di Detroit. Ini adalah dunia yang tidak berbeda dengan yang disajikan dalam novel fiksi ilmiah William Gibson dan penulis cyberpunk lainnya. dewa slot

Tiga tahun kemudian, RoboCop 2 ditujukan untuk campuran kekerasan dan humor gelap yang serupa, dengan hasil yang tidak merata. Film ini disutradarai oleh Irvin Kershner, yang sebelumnya mengerjakan Empire Strikes Back. RoboCop 2 tidak memiliki keunggulan Verhoeven, tetapi setidaknya itu memiliki skenario yang gelap, aneh, dan sengaja provokatif oleh Frank Miller, penulis buku komik yang dikenal karena karya sebelumnya tentang komik Daredevil dan Batman, yang kemudian membantu menulis dan mengarahkan Sin City bersama Robert Rodriguez.

2010

2010 adalah film fiksi ilmiah yang layak yang, sayangnya, juga merupakan sekuel dari salah satu film terbesar yang pernah dibuat: Stanley Kubrick’s 2001: A Space Odyssey. Berdasarkan novel Arthur C. Clarke 2010: Odyssey Two, film ini bercerita tentang gabungan kru luar angkasa Soviet-Amerika yang dikirim untuk menyelidiki kejadian misterius di Jupiter dan bulannya Europa setelah ekspedisi bencana dari film pertama.

2010 disutradarai oleh Peter Hyams, seorang pembuat film yang membuat sejumlah film sci-fi sepanjang karirnya, seperti Capricorn One (1978), Outland (1981) dan Timecop (1994). Ini juga menampilkan pemeran yang solid, termasuk nominasi Academy Award Roy Scheider dan John Lithgow serta pemenang Academy Award Helen Mirren. Dirilis pada tahun 1984, 2010 mendapat ulasan positif dan sukses box office sederhana, tetapi tidak pernah mencapai status ikonik pendahulunya.

Bride Of Frankenstein

Pembuat film Inggris James Whale menyutradarai tiga film horor klasik: Frankenstein (1931), The Invisible Man (1933) dan Bride of Frankenstein (1935). Paus juga membawa ke layar perak penampilan ikonik Boris Karloff sebagai Monster Frankenstein dan membantu mengantarkan zaman keemasan film horor Universal tahun 1930-an.

Meskipun Frankenstein sukses besar, eksekutif Universal Pictures perlu diyakinkan untuk meyakinkan James Whale membuat sekuelnya. Merasa bahwa dia tidak mungkin bisa menduduki puncak film pertama, Whale malah memfilmkan Bride of Frankenstein sebagai komedi gelap yang kental. Ceritanya mengikuti Dr. Septimus Pretoris yang kejam (Ernest Thesiger) saat ia meyakinkan Dr. Henry Frankenstein (Colin Clive) untuk melanjutkan eksperimennya dalam animasi ulang dan membangun The Monster versi wanita (diperankan oleh Elsa Lanchester). Dengan campuran kuat antara horor dan humor yang tidak wajar, Bride of Frankenstein adalah salah satu sekuel langka yang melampaui aslinya.

Serenity

Selama penayangan TV 2002 pertamanya, serial fiksi ilmiah Firefly terbukti laku keras dengan perpaduan yang tidak biasa antara opera ruang angkasa dan western. Peringkat rendah dan campur tangan eksekutif membuat Firefly dibatalkan setelah musim pertamanya. Namun di Age of the Geek ini, favorit penggemar terkadang dihidupkan kembali. Sementara acara seperti Arrested Development and Community dilanjutkan dengan bantuan layanan streaming online, Firefly secara singkat dihadirkan kembali pada tahun 2005 sebagai film fitur yang disebut Serenity.

Film ini melanjutkan petualangan para veteran tentara yang dipimpin oleh kapten Malcolm Reynolds (Nathan Fillion) di luar kapal luar angkasa mereka Firefly ketika mereka mencoba mencari nafkah di pinggiran hukum dan peradaban. Ditulis dan disutradarai oleh Joss Whedon, Serenity menampilkan semua pengunjung tetap acara serta beberapa pendatang baru seperti calon calon Academy Award Chiwetel Ejiofor. Meskipun Serenity tidak berhasil di box office, setidaknya itu membawa beberapa penutupan pada cerita pertunjukan.

Star Trek II: The Wrath Of Khan

Awalnya dibuat sebagai serial TV oleh Gene Roddenberry pada tahun 1966, Star Trek dibatalkan setelah musim ketiganya karena peringkat yang rendah. Namun, segera menjadi jelas bahwa opera antariksa ini cukup populer untuk membuat film fitur layak secara komersial. Pada 1979, pembuat film pemenang Academy Award Robert Wise menyutradarai Star Trek: The Motion Picture. Ulasannya beragam, tetapi cukup berhasil untuk mendapatkan sekuelnya.

Star Trek II: The Wrath of Khan disutradarai oleh Nicholas Meyer pada tahun 1982. Seperti film Star Trek sebelumnya, film ini menampilkan karakter acara TV asli, seperti Kapten James T. Kirk (William Shatner), kepala ilmu pengetahuan Mr. Spock (Leonardy Nimoy) dan Dr. McCoy yang pengecut (DeForest Kelley). Kisah Star Trek II berkisar pada Khan Noonien Singh (Ricardo Montalbán), seorang tiran karismatik yang dimodifikasi secara genetik. Meyer sangat terinspirasi oleh novel C. S. Forester tentang petualangan angkatan laut Horatio Hornblower, memberikan film ini nada dan gaya yang khas.

Mad Max: Fury Road

Dengan film Mad Max-nya, sutradara George Miller membantu menciptakan tampilan dan nuansa pasca-apokaliptik yang masih ditiru oleh orang lain, tiga puluh tahun kemudian. Film Mad Max pertama adalah kisah balas dendam mengikuti Max Rockatansky (Mel Gibson), seorang polisi pemberontak di dunia mobil cepat, gurun terpencil dan aturan hukum yang memburuk. Setelah Mad Max menjadi hit kejutan pada 1979, tiga tahun kemudian diikuti oleh The Road Warrior, yang juga merupakan sekuel yang sangat bagus untuk film pertama. Sekuel Hollywood beranggaran besar Mad Max Beyond Thunderdome dirilis pada tahun 1985.

Dirilis pada 2015, Mad Max: Fury Road terjebak dalam neraka pembangunan selama beberapa dekade. Ketika akhirnya meraung ke bioskop, ia memukau penonton dengan aksi visceral tanpa henti dan berbagai efek khusus praktis sementara juga membuat mereka terbagi tentang penceritaannya yang minimalis.

Back To The Future Part II

Sekuel Fiksi Ilmiah Terbaik Sepanjang Masa

Robert Zemeckis ‘Back to the Future adalah salah satu film perjalanan waktu paling menghibur yang pernah dibuat. Dalam film pertama, remaja yang karismatik namun dapat berhubungan dengan Marty McFly (Michael J. Fox) menggunakan mesin waktu (DeLorean yang terkenal) yang dibuat oleh Doc Brown (Christopher Lloyd) yang gila untuk melakukan perjalanan ke masa lalu. Sesampainya di tahun 1955, Marty secara tidak sengaja mengubah sejarah dan hampir menghapus dirinya dari eksistensi.

Back To The Future Part II  melakukan hal sebaliknya dan mengirim Marty ke masa depan yang jauh di tahun 2015. Diubah melalui intrik oleh Biff Tanner yang jahat (Thomas F. Wilson), kota asal Marty menjadi mimpi buruk perusahaan mesin faks, banyak layar TV di setiap ruang tamu dan Jaws XIX diputar di bioskop. Back to the Future Part II tetap menjadi petualangan sci-fi menarik yang juga berfungsi sebagai satir Amerika era Reagan.

The Empire Strikes Back

Dirilis pada tahun 1978, Star Wars dengan cepat menjadi salah satu film paling menguntungkan dalam sejarah. Itu mengubah Hollywood selamanya, memulai era film blockbuster modern. 40 tahun kemudian, setiap film musim panas dengan anggaran besar ingin menjadi Star Wars berikutnya. Tapi semua itu terjadi setelah Empire Strikes Back.

Pada tahun 1980, Lucas memiliki masalah yang jauh lebih sederhana: bagaimana membuat sekuel Star Wars yang setidaknya akan sebagus film pertamanya? Jawabannya: sebuah cerita gelap yang berfokus pada Galactic Empire dan balas dendam Darth Vader atas kekalahan yang dideritanya di film pertama. Empire Strikes Back disutradarai oleh Irvin Kershner dan berdasarkan skenario yang ditulis oleh Lawrence Kasdan dan Leigh Brackett. Sebagian besar pemeran – termasuk Carrie Fisher, Harrison Ford, dan Mark Hamill – mengulang peran mereka dalam sebuah cerita yang diakhiri dengan salah satu alur cerita yang paling berkesan dalam sejarah film. Empire Strikes Back sukses spektakuler dan melanjutkan kegilaan Star Wars yang berlangsung hingga hari ini.

Inilah Beberapa Sutradara Sci-Fi Terbaik Abad 21

Inilah Beberapa Sutradara Sci-Fi Terbaik Abad 21 – Abad ke-21 telah ditandai dengan munculnya efek praktis dan visual baru serta penafsiran ulang berbagai tema filosofis dalam genre sci-fi. Sementara sutradara seperti Christopher Nolan telah mampu membuat modern epics beranggaran besar, beberapa seperti Alex Garland telah mencoba untuk menggabungkan beberapa dunia spiritual dan filosofis dalam narasi mereka tentang teknologi masa depan.

Dari seorang pria yang jatuh cinta dengan sistem AI hingga sekuel Blade Runner yang estetis, sci-fi sedang dibawa ke ketinggian baru seperti yang dapat dilihat dari dua dekade pertama abad ini. Dan penghargaan atas pengembangan dan penafsiran ulang genre ini jelas akan diberikan kepada pembuat film inovatif yang memimpin genre ini.

Alfonso Cuarón

Pembuat film dan penulis skenario Meksiko Alfonso Cuarón memulai kariernya di tahun 1990-an, tetapi di abad inilah dia benar-benar bersinar. Usaha pertamanya dalam sci-fi adalah Children of Men tahun 2006, sebuah kisah distopia di masa depan di mana semua umat manusia menjadi tidak subur. Film ini mendapat pujian karena tema Orwellian dan sinematografinya yang bergerak cepat oleh Emmanuel Lubezki. slot online

Cuarón menindaklanjutinya dengan usaha Gravity yang memenangkan Oscar. Di atas kertas, film yang dibintangi oleh Sandra Bullock itu tampak seperti film survival luar angkasa biasa. Namun dalam hal eksekusinya yang mahir, Gravity ternyata menjadi film petualangan luar angkasa yang cukup akurat yang merinci pengalaman seorang astronot yang terdampar di luar angkasa.

Alex Garland

Filmografi Alex Garland halus, sementara, dan layak untuk ditonton ulang untuk ditafsirkan sepenuhnya. Debut penyutradaraannya Ex-Machina menggunakan desain produksi minimalis dan hanya tiga karakter untuk menafsirkan nuansa AI. Dia menindaklanjutinya dengan Annihilation, yang menambahkan nada introspektif pada genre horor sci-fi saat sekelompok wanita menjelajahi fenomena luar angkasa di hutan.

Karya Garland tidak memiliki ledakan skala tinggi atau urutan aksi dan berusaha memanfaatkan materi abu-abu pemirsa. Contoh lain dari pengaruhnya yang berkembang adalah FX miniseries Devs yang menyelidiki misteri yang berlatar lingkungan yang mengingatkan pada Silicon Valley.

The Wachowski

Lana Wachowski dan Lilly Wachowski mungkin telah mengarahkan karya besar mereka The Matrix pada tahun 1999, tetapi mereka terus menjadi produktif dalam genre tersebut. Tindak lanjut yang canggih adalah Cloud Atlas, yang merupakan gambaran filosofis tentang perjalanan jiwa ke garis waktu yang berbeda, setiap garis waktu diubah dengan tindakan tertentu dari manusia yang dilaluinya.

Kakak beradik itu juga menciptakan serial fiksi ilmiah kultus Netflix Sense8 yang membintangi ansambel multinasional sebagai individu yang terhubung dengan tautan telepati yang harus bertahan dari kekuatan yang memburu mereka.

Christopher Nolan

Seorang maestro yang melambangkan keserbagunaan abad ini, Nolan telah mencoba memberikan putaran ke banyak genre, mulai dari perang hingga pahlawan super. Namun, ia membandingkannya dengan visioner seperti Stanley Kubrick setelah menulis dan mengarahkan film thriller “dream heist” yang monumental, Inception, dan epik eksplorasi ruang angkasa Interstellar.

Penonton terbatas yang menonton Tenet, yang terakhir terjun ke sci-fi, mungkin sedikit bingung dengan semua elemen meta-nya seperti membalikkan waktu — tetapi masih ada pengakuan bulat atas kejeniusannya dan upayanya untuk melampaui dirinya sendiri dengan setiap proyek.

Rian Johnson

Rian Johnson telah memulai dengan terobosan indie hit Brick, tetapi film time-loop Looper-lah yang menempatkannya di peta. Film ini menghasilkan narasi yang rumit seputar pembunuh yang menembak jatuh target mereka dengan kembali ke masa lalu. Namun, salah satu looper seperti itu harus menghadapi versi masa depannya sendiri setelah dia menemukan rencana jahat untuk menutup loop.

Johnson melanjutkan filmografi sci-fi-nya dengan mengarahkan Star Wars: The Last Jedi. Sementara film ini mempolarisasi penggemar, orang tidak dapat menyangkal perubahan yang dia coba bawa ke Star Wars Universe. Film Johnson bernada lebih gelap dan lanskap yang suram, dihiasi dengan versi yang lebih manusiawi dari pahlawan waralaba yang berjaya.

JJ Abrams

Berbicara tentang Star Wars, JJ Abrams adalah orang yang membawa franchise film kembali ke jalurnya dengan mengarahkan Episode VII dan Episode IX dari seri ikonik tersebut. Dia juga melakukan hal yang sama untuk franchise Star Trek, setelah menyutradarai dua dari tiga film di era rebootnya yang mengubah serial drama luar angkasa. Pendekatan Abrams untuk yang terakhir ini berat pada drama dan efek khusus memberi seri yang dicintai pendekatan yang lebih berani dan lebih edgier.

Permata sutradara yang kurang terkenal dari Abrams adalah Super 8, kisah sekelompok remaja pada tahun 1979 yang mengalami kecelakaan kereta api di depan kamera. Super 8 pasti akan menarik bagi penggemar Stranger Things karena kesamaan tonalnya.

Neill Blomkamp

Penulis, sutradara, dan animator Afrika Selatan, Neill Blomkamp, ​​membuat cerita fiksi ilmiah dengan sedikit satir sosial. Pendekatan penyutradaraannya adalah pembuatan film gaya dokumenter naturalis yang menggabungkan efek komputer realistis foto. Debutnya yang menjanjikan di Distrik 9 berurusan dengan manusia yang memisahkan alien dalam sistem yang mirip dengan rezim rasial Apartheid.

Tema xenofobia, ketidaksetaraan ekonomi, dan segregasi sosial diangkat dari film thriller aksi distopia miliknya, Elysium, yang dibintangi oleh Matt Damon. Sementara usaha terbarunya, Chappie 2015, meledak di box office, Blomkamp’s District 9 masih memperkuat penghormatannya sebagai pembuat film yang menciptakan fiksi ilmiah yang relevan secara sosial.

Duncan Jones

Sutradara Sci-Fi Terbaik Abad 21

Duncan Jones memiliki kasus serupa dengan Blomkamp dalam arti bahwa penawaran sci-fi terbarunya tidak sesuai dengan penonton. Namun, debutnya Moon adalah suguhan yang tak terlupakan bagi para penggemar fiksi ilmiah filosofis. Dibintangi oleh Sam Rockwell sebagai astronot kesepian di bulan, film ini memiliki babak ketiga yang mendebarkan sambil mengeksplorasi tema isolasi dan interaksi manusia.

Dia bereksperimen dengan konsep putaran waktu juga dengan Source Code, sebuah thriller menggigit kuku yang merinci upaya seorang pria yang mencoba menyelamatkan kereta api dari ledakan dengan mengulang skenario berulang-ulang.

Jon Favreau

Jon Favreau adalah dalang di balik beberapa proyek ikonik dalam genre fantasi dan sci-fi. Bagaimanapun, pria itu beralih dari Zathura, sekuel luar angkasa Jumanji, ke Iron Man, film yang menandai penciptaan kerajaan multi-miliar dolar yaitu Marvel Cinematic Universe.

Dia mungkin memiliki beberapa misfires dalam genre dengan Iron Man 2 dan Cowboys and Aliens, tetapi Favreau telah mendapatkan kembali pengaruhnya pada budaya pop zeitgeist dengan membuat serial Disney + The Mandalorian. Di era film Star Wars yang terpolarisasi, The Mandalorian membuka jalan bagi rute berbeda yang dapat diambil franchise ini dengan perpaduan aksi dan fiksi ilmiah yang dipengaruhi Barat.

Denis Villeneuve

Tantangan sutradara Prancis-Kanada Denis Villeneuve saat ini adalah merilis Dune, yang mengambil novel fiksi ilmiah klasik dengan judul yang sama. Tapi Villeneuve bukanlah orang baru dalam tantangan mengingat cara dia membuat Blade Runner 2049, sebuah film thriller lambat dari sekuel aslinya yang telah berusia puluhan tahun.

Dengan film sci-fi pertamanya, Arrival, sang sutradara menunjukkan visinya yang berbeda dalam mengadaptasi cerita sci-fi untuk layar lebar dengan cara yang menghibur sekaligus penuh rasa ingin tahu. Di zaman penghibur berondong jagung 3D yang tidak masuk akal, Arrival berusaha memicu materi abu-abu pemirsanya, bukan hanya adrenalin mereka.

Film Fiksi Ilmiah yang Dilecehkan di Academy Awards

Film Fiksi Ilmiah yang Dilecehkan di Academy Awards – Film horor, fantasi, dan sci-fi jarang dinominasikan untuk Oscar, apalagi menerima salah satu penghargaan Big Five Oscar, lebih cenderung menerima Efek Visual Terbaik atau Riasan Terbaik. Mari kita lihat beberapa film fiksi ilmiah yang warisannya tak terbantahkan, tetapi dilecehkan di Oscar.

Minority Report (2002)

Berdasarkan cerita pendek Philip K. Dick tahun 1956 “The Minority Report”, film ini dibintangi Tom Cruise dalam salah satu penampilan terbaiknya dan merupakan salah satu pencapaian besar Spielberg. Namun, film tersebut hanya dinominasikan untuk Pengeditan Suara Terbaik dan bahkan tidak menang. slot indonesia

Itu terjadi terutama di Washington, D.C. dan Virginia Utara selama tahun 2054. PreCrime, sebuah divisi kepolisian eksperimental baru, menangkap penjahat yang dipandu oleh pengetahuan sebelumnya yang diberikan oleh paranormal yang dikenal sebagai “precogs”. Kepala PreCrime, John Anderton (Cruise), percaya bahwa sistemnya sempurna dan precog tidak dapat memprediksi sesuatu yang tidak akan terjadi… sampai dia dituduh melakukan pra-kejahatan.

Jurassic Park (1993)

Berdasarkan novel Michael Crichton, Jurassic Park, film ini benar-benar populer pada masanya, hingga masih menghasilkan sekuel. Film ini memenangkan Pengeditan Efek Suara Terbaik, Suara Terbaik, dan Efek Visual Terbaik, tetapi tidak dinominasikan untuk hal lain, meskipun banyak yang merasa film itu pasti pantas mendapatkan Pengarahan Terbaik, setidaknya.

Film tersebut juga harus diakui karena naskahnya yang luar biasa: mengangkat topik bioetika, alam vs kemanusiaan, dan eksploitasi alam untuk keuntungan. Film ini lebih beruntung di Penghargaan Saturnus, di mana ia memenangkan empat penghargaan dan dinominasikan untuk tujuh lainnya.

Gattaca (1997)

Meski sering dipuji sebagai salah satu film fiksi ilmiah terbaik sepanjang masa, Gattaca hanya menerima satu nominasi (Arahan Seni Terbaik, kini berganti nama menjadi Desain Produksi Terbaik) dan tidak menang. Namun, mahakarya biopunk ini sekarang lebih relevan dari sebelumnya.

Di masa depan di mana eugenika telah mengambil alih dunia dan calon bayi direkayasa untuk mewarisi karakteristik genetik terbaik dari orang tua mereka, Vincent Freeman (Ethan Hawke), yang dikandung secara alami, berjuang untuk melawan fanatisme genetik untuk memenuhi visinya menjadi seorang astronot. Film itu adalah metafora brilian tentang pencarian sia-sia manusia untuk kebahagiaan dalam kesempurnaan.

Mad Max (1979)

Salah satu yang memulai semuanya: film Mad Max yang pertama. Warisan dan pengaruh Mad Max dalam budaya populer tidak dapat disangkal, tetapi sayangnya (dan menyebalkan) film tersebut tidak dinominasikan untuk Academy Awards mana pun.

Memang film itu adalah film Australia, tetapi ada sejarah film asing yang dinominasikan untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, dan selalu ada kategori Film Fitur Internasional Terbaik (walaupun mereka jarang memberikan penghargaan untuk film berbahasa Inggris). Film ini membuka jalan bagi masa depan sinema sci-fi distopia dan pasca-apokaliptik dan menciptakan karakter ikonik dalam protagonisnya, Max Rockatansky.

Brazil (1985)

Braziladalah karya pembuatan film Orwellian yang indah, sedih, menghantui, dan Orwellian. Film ini menerima ulasan yang antusias dari seluruh penjuru dan dianggap sebagai salah satu film Inggris terbaik sepanjang masa oleh berbagai media.

Sam Lowry, teknisi tingkat rendah untuk pemerintahan yang totaliter dan terlalu birokratis, menanggung pekerjaan yang membosankan dan kehidupan yang bahkan lebih membosankan dengan melamun bahwa dia adalah pejuang terbang yang menyelamatkan seorang gadis yang kesusahan. Rutinitasnya menjadi terbalik ketika kesalahan kecil pada surat perintah penangkapan menyebabkan kematian dengan “interogasi yang ditingkatkan” terhadap orang yang tidak bersalah. Sayangnya, itu hanya dinominasikan untuk Skenario Asli Terbaik dan Arahan Seni Terbaik, tidak memenangkan keduanya.

Star Wars: Episode V – The Empire Strikes Back (1980)

Tidak seperti pendahulunya, Star Wars: Episode IV – A New Hope, yang dinominasikan untuk tiga Big Five Oscar dan menyapu hampir semua yang teknis, The Empire Strikes Back tidak dinominasikan untuk salah satu dari Lima Besar. Itu memenangkan Suara Terbaik dan Prestasi Khusus untuk Efek Visual Terbaik, dan John Williams dinominasikan untuk Skor Asli Terbaik, tapi itu cukup banyak.

Dalam daftar majalah Empire 2014, “Film Terbesar 301 Sepanjang Masa”, The Empire Strikes Back dipilih oleh penggemar sebagai film terhebat yang pernah dibuat, menunjukkan dampak budayanya yang abadi. Film ini sering ditampilkan dalam daftar 100 Film Terbaik Sepanjang Masa. Namun demikian, Akademi tidak mengenalinya pada waktunya.

Alien (1979)

Alien Ridley Scott adalah pelopor untuk pencampuran genre fiksi ilmiah dan horor. Menampilkan protagonis wanita yang brilian dan gigih (Sigourney Weaver sebagai Warrant Officer Ripley), di saat film (terutama film bergenre) ragu-ragu untuk melakukannya, itu pasti layak mendapatkan warisan yang langgeng.

Terlepas dari arahan dan skenario yang luar biasa, yang menonjol adalah desain makhluk Alien yang mendetail dan menyeramkan oleh seniman H. R. Giger. Terlepas dari semua ini, film itu baru saja dinominasikan untuk Arahan Seni Terbaik dan Efek Visual Terbaik, yang diterimanya. Itu lebih sukses di BAFTA dan Saturn Awards.

Blade Runner (1982)

Adaptasi Philip K. Dick lainnya untuk layar lebar, Blade Runner telah menjadi titik referensi untuk gambar sci-fi, dan cerita rumit, akting, dan efek visualnya yang memukau semuanya berkontribusi pada warisannya yang tak tergoyahkan.

Film Fiksi Ilmiah yang Dilecehkan di Academy Awards

Namun demikian, ia menerima nominasi hanya dalam kategori Efek Visual Terbaik dan Arahan Seni Terbaik, tidak memenangkan keduanya. Akademi melewatkan kesempatan untuk memberikan penghargaan film mengesankan yang memadukan unsur-unsur drama Yunani klasik, simbolisme agama, dan tema sci-fi seperti rekayasa genetika, bersama-sama untuk membuat film yang tak terlupakan.

2001: A Space Odyssey (1968)

Aneh rasanya tahun 2001 (tahun itu) adalah 20 tahun yang lalu, tetapi 33 tahun setelah film itu dirilis. Yang lebih aneh lagi, Stanley Kubrick tidak pernah menerima Academy Award sebagai Sutradara atau Film Terbaik sepanjang karirnya. Satu-satunya Academy Award yang pernah diterima salah satu filmnya adalah Efek Visual Terbaik untuk 2001: A Space Odyssey.

Dalam Academy Awards ke-41, dia dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik tahun 2001, tetapi kalah dari Oliver!, yang merupakan film yang mengagumkan dari Carol Reed, tetapi jika dipikir-pikir, jelas tidak menjadi tonggak budaya film ini. Film ini jelas tidak dikenal karena mahakaryanya – pelopor untuk ide, cerita, dan teknisnya.

The Matrix (1999)

Tampaknya agak mengejutkan ketika seseorang melihat kembali sejarah The Matrix dan seberapa besar pengaruhnya (dan masih memengaruhi) zeitgeist dan film-film yang mengikutinya, tetapi itu tidak dinominasikan untuk salah satu dari Lima Besar. Itu menyapu hampir semua Penghargaan Akademi teknis (misalnya Suara Terbaik dan Efek Visual Terbaik), tetapi tidak ada aktor atau Wachowskis yang dinominasikan di Oscar.

Tahun itu (Penghargaan Akademi ke-72, di tahun 2000) Kecantikan Amerika menyapu hampir semua Penghargaan Lima Besar. Meskipun jelas merupakan film yang hebat dan menarik, ia tidak menawarkan ruang lingkup, inovasi, atau gagasan besar yang dibawa The Matrix ke meja.

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 2

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 2 – Ada banyak alasan mengapa anggaran dapat diminimalkan untuk fiksi ilmiah. Terkadang, karena konsepnya adalah pertaruhan, di lain waktu karena pembuat film ingin mempertahankan kontrol kreatif sebanyak mungkin. Bagaimanapun, anggaran rendah tidak selalu menghasilkan dampak yang diminimalkan. Berikut ini adalah beberapa film fiksi ilmiah dengan anggaran rendah terbaik (bagian kedua):

Attack The Block (2011) – $ 11 Juta

Penulis dan sutradara Joe Cornish terinspirasi untuk menulis Attack the Block setelah dia dirampok di London Selatan. Sepuluh tahun kemudian, dia menciptakan kembali adegan untuk Attack the Block. Film ini mengekstrapolasi penjambretan di kehidupan nyata ketika alien jatuh ke tanah dan menginterupsi kejahatan tersebut.

Attack the Block kebanyakan menggunakan aktor tanpa nama, meskipun John Boyega sejak itu membuat nama untuk dirinya sendiri. Cornish dan kru juga sangat hemat dalam mengatur desain. Semua adegan apartemen yang ditampilkan dalam film tersebut difilmkan di dua apartemen yang sama. Kru baru saja mendekorasi ulang kamar jika diperlukan. slot online indonesia

Alien itu sendiri juga cukup hemat, meskipun mereka tidak selalu terlihat seperti itu. Fotografi utama melibatkan aktor yang mengenakan pakaian gorila dengan rahang animatronik, hanya dengan sedikit sentuhan digital untuk menambah kualitas dunia lain.

Chronicle (2012) – $ 12 Juta

Sebagai pembuat film muda, Josh Trank terinspirasi untuk membuat antologi video lelucon viral yang menampilkan anak-anak menggunakan telekinesis. Ketika dia mengembangkan ide novel sepenuhnya, dia menyadari bahwa dia sebenarnya memiliki seluruh film panjang di tangannya.

Trank memiliki banyak pengalaman sebelumnya dengan membuat efek khusus, jadi dia dapat memotong biaya overhead secara signifikan dengan merencanakan efek dan mampu secara ringkas mengkomunikasikan kebutuhan kepada perusahaan efek. Ini membantu menghindari apa yang dia sebut sebagai biaya “figuring it out”.

The Terminator (1984) – $ 6,4 Juta ($ 14 Juta Disesuaikan dengan Inflasi)

James Cameron terinspirasi untuk menulis The Terminator setelah mengalami mimpi demam di mana dia dikejar oleh robot pembunuh. Karena sudah memendam keinginan untuk membuat film horor ala pedang, Cameron menuliskan mimpi buruknya di atas kertas. Itu menjadi skenario untuk The Terminator, dan skenario untuk mimpi buruk penonton.

Pada tahun 2016, sulit untuk menganggap The Terminator sebagai film anggaran rendah. Keberhasilannya telah menempatkannya di puncak film fiksi ilmiah terbaik sepanjang masa (meskipun beberapa di antaranya disebabkan oleh sekuelnya yang jauh lebih mahal). Jika bukan karena keputusan untuk menggunakan Arnold Schwarzenegger – yang memiliki harga yang jauh lebih kecil daripada yang dia lakukan hari ini – seperti T-800, kemungkinan besar The Terminator tidak akan diingat hari ini.

Ex Machina (2015) – $ 15 Juta

Memasuki adegan sebagai salah satu kejutan paling menarik di tahun 2015, Ex Machina adalah produk obsesi panjang penulis / sutradara Alex Garland dengan AI. Ia dengan mudah dan cepat mendapatkan dirinya sendiri tempat yang layak tepat di sebelah banyak fiksi ilmiah yang lebih mahal.

Garland ingin mempertahankan kontrol kreatif sebanyak mungkin, jadi dia berusaha meminimalkan anggaran. Film ini diambil secara digital tetapi tanpa menggunakan layar biru atau pengambilan gambar dengan efek berat lainnya. Karakter Ava diciptakan dengan memfilmkan dua pengambilan dari semua adegan Ava, tidak termasuk dia dari yang kedua, kemudian melakukan rotoscoping tubuh robot ke sebagian besar aktris Alicia Vikander.

Ex Machina juga menemukan penghematan besar dalam pemeran kecilnya. Mayoritas filmnya hanya Domhnall Gleeson dan Oscar Isaac, dengan total hanya 10 aktor yang terdaftar dalam kredit.

Eternal Sunshine Of The Spotless Mind (2004) – $ 20 Juta

Sutradara Michel Gondry mendapatkan ide untuk Eternal Sunshine of the Spotless Mind dari seorang teman yang kesal dengan keluhan terus-menerus dari teman lain tentang pacarnya. Teman itu akhirnya kehilangan kesabarannya dan bertanya apakah, jika diberi pilihan, apakah dia akan menghapus pacar nakal dari ingatannya?

Jika Jim Carrey menuntut bayaran normalnya, Eternal Sunshine of the Spotless Mind akan menjadi hampir dua kali lebih mahal, karena dia meminta $ 20 juta penuh di muka pada tahun 2004. Meneruskan banyak uang ternyata merupakan langkah yang cerdas, karena peran itu akhirnya menjadi salah satu pertunjukan dramatisnya yang paling dihormati.

Gondry juga menghemat banyak uang dengan menggunakan efek praktis dan trik kamera demi efek yang lebih rumit atau digital. Efek Gondry sebagian besar adalah ilusi kamera, pencahayaan, dan perspektif paksa. Kate Winslet bahkan menyebutnya sebagai “visual genius” karena caranya melakukan segala macam sihir. Dengan menggunakan cahaya, sudut kamera, dan potongan kaca, Gondry menciptakan ilusi kompleks seperti memiliki karakter yang memudar ke dalam atau keluar dari sebuah adegan.

District 9 (2009) – $ 30 Juta

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 2

District 9 jelas mendorong batas atas dari apa yang sebagian besar akan dianggap sebagai “anggaran rendah,” tetapi yang membuatnya mendapat tempat di daftar ini adalah bahwa itu adalah film seharga $ 30 juta yang sepertinya harganya lebih dari $ 150 juta.

Berasal dari sutradara yang saat itu tidak dikenal, Niell Blomkamp, ​​dan diproduksi oleh raja box office tahun 2000-an, Peter Jackson, District 9 membuat percikan besar pada saat kedatangan. Film ini menampilkan masa depan distopia yang menggunakan alien di Afrika Selatan sebagai metafora untuk apartheid.

Blomkamp mungkin tidak membawa pengalaman produksi film berskala besar ke Distrik 9, tetapi dengan latar belakang yang kuat dalam efek khusus, dia dapat memaksimalkan efisiensi dan menghindari anggaran yang membengkak oleh R&D. Biaya lain juga ditekan seminimal mungkin karena keputusan untuk menggunakan sebagian besar aktor yang tidak dikenal, dan untuk menembak di Afrika Selatan selama kerusuhan yang sedang berlangsung terhadap pengungsi dari Zimbabwe. Bersama-sama, semua faktor tersebut berperan dalam memaksimalkan realisme dan meminimalkan biaya.

Cloverfield (2008) – $ 25 Juta

Saat bepergian di Jepang, J.J. Abrams menyadari bahwa Amerika tidak memiliki Godzilla sendiri. Tentu – ada juga yang memiliki King Kong, dan terkadang meminjam Godzilla untuk bermain-main di New York City, tetapi tidak ada monster di Amerika Serikat yang pasti. Abrams berangkat untuk melahirkan binatang buas itu bersama Cloverfield.

Cloverfield mempertahankan anggaran rendah dengan mengejar aktor yang belum membuat nama untuk diri mereka sendiri, dan memanfaatkan gaya rekaman yang ditemukan. Teknik cinema vérité (alias: “kamera goyang”) tidak hanya bekerja untuk menambah suasana keaslian, tetapi juga sangat mengurangi biaya akhir pembuatan film.

Sebagian besar rekaman sebenarnya diambil oleh aktor T.J. Miller (tidak dikenal pada saat itu), yang membantu mengurangi banyak overhead yang terkait dengan pengambilan gambar. Gaya goyah, buram, dan seringkali tidak fokus juga memungkinkan penghematan besar pada efek. Studio tersebut bertahan dengan tingkat kecanggihan CGI yang lebih rendah karena kamera jarang merekam sekilas makhluk itu.

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 1

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 1 – Fiksi ilmiah selalu identik dengan pembuatan film berbiaya besar. George Méliès membawakan penonton film luar angkasa fantastis pertama pada tahun 1902 dengan A Trip to the Moon seharga 10.000 franc Prancis yang mengejutkan. Meskipun itu hanya jumlah kecil sekitar $ 33.000, itu adalah biaya yang belum pernah terdengar untuk pembuatan film pada saat itu.

Film telah berkembang pesat sejak 1902, tetapi di Hollywood, sci-fi masih identik dengan anggaran yang besar. Memang benar bahwa tuntutan pembuatan film fiksi ilmiah sering kali membutuhkan uang dalam jumlah besar dan setiap kekurangan dana terlihat jelas oleh penonton. Namun, ada beberapa film fiksi ilmiah selama bertahun-tahun yang telah merusak cetakan dan tampak hebat tanpa merusak bank. Berikut adalah daftar dari beberapa Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik. nexus slot

Primer (2004) – $ 7.000

Primer adalah film pertama yang dibuat oleh Shane Carruth, dan telah mengembangkan pengikut sesat sebagai salah satu film perjalanan waktu paling rumit yang pernah dibuat. Hingga hari ini, orang-orang masih menyempurnakan diagram berbagai garis waktu yang direpresentasikan di Primer.

Hal gila tentang Primer adalah Carruth, yang sebelumnya bekerja sebagai seorang ahli matematika, tidak tahu cara membuat film. Dia tidak terbiasa dengan proses mencari produser, mendapatkan dukungan, mempekerjakan kru, atau semacamnya. Dia baru saja mulai membuat film dari awal, mempelajari seluk-beluknya dengan cepat, sambil mengenakan topi semaksimal mungkin. Ibunya juga menyediakan katering, yang – dengan anggaran serendah itu – berpotensi menjadi persentase biaya yang sangat besar.

Upstream Color (2013) – $ 50,000

Menandai tamasya kedua pembuat film Shane Carruth, Upsteam Color adalah film abstrak yang berputar di sekitar beberapa konsep sci-fi yang longgar. Yang menakjubkan dari film ini adalah sangat mirip dengan film seperti Terrance Malick’s Tree of Life atau Paul Thomas Anderson’s Magnolia, tetapi biayanya kurang dari 1%.

Seperti Gareth Edwards, Shane Carruth menekan biaya dengan memakai banyak topi, tetapi dia mengambilnya lebih jauh. Carruth dikreditkan sebagai Penulis, Sutradara, Produser, Komposer, Sinematografer, dan Operator Kamera. Upstream Color tidak mengambil jalan pintas untuk mencapai anggaran yang sangat rendah. Carruth hanya mengorbankan tidurnya sendiri jika diperlukan.

Monsters (2010) – $ 500.000

Gareth Edwards benar-benar menjatuhkan rahang dengan film monster setengah juta dolar yang sepertinya bisa menghabiskan biaya $ 100 juta.

Nilai sebenarnya dari Monster kemungkinan bahkan tidak terwakili dalam anggaran. Sejak Edwards menulis, menyutradarai, dan merekam film itu sendiri, kemudian melakukan semua efek bekerja sendiri di komputernya di kamar tidurnya, tabungan Monster sebagian besar berasal dari Edwards yang melakukan semua pekerjaan itu sendiri. Terkadang, cara terbaik untuk menjaga anggaran tetap rendah adalah dengan meminta satu orang melakukan pekerjaan untuk beberapa orang.

Safety Not Guaranteed (2012) – $ 750,000

Terinspirasi oleh iklan baris yang mencari mitra perjalanan waktu, Safety Not Guaranteed adalah kisah hangat tentang persahabatan yang dibungkus secara longgar dalam beberapa konsep perjalanan waktu sci-fi. Debut sutradara Colin Trevorrow memberinya kredibilitas yang sangat cukup untuk Universal dan Lucasfilm untuk memberinya kekuasaan untuk Jurassic World dan Star Wars: Episode IX.

Safety Not Guaranteed mungkin tidak terlalu tinggi dalam salah satu tujuan sci-fi-nya, tetapi itu tidak membuat anggaran menjadi kurang mengesankan. Film ini menemukan sebagian besar efisiensi moneternya dalam jadwal pengambilan gambarnya yang sangat ketat, syuting di 32 lokasi selama 24 hari.

THX 1138 – $ 777.777,77 ($ 4,4 Juta Disesuaikan Untuk Inflasi)

Setelah melihat film pendek berjudul serupa oleh George Lucas, Francis Ford Coppola meminta agar Lucas memberikan skenario untuk mengubahnya menjadi film berdurasi penuh. Lucas awalnya menolak keras, mengklaim dia tidak bisa menulis skenario. Setelah akhirnya menyerah, Lucas memberi Coppola draft. Coppola membacanya dan berkata, “Wah, kamu benar, kamu tidak bisa menulis skenario”. Untungnya, Walter Murch dibawa untuk memoles draf Lucas menjadi skrip yang sangat bagus.

THX 1138 adalah pelopor dalam gaya dokumenternya (gaya yang akan digunakan oleh banyak film fiksi ilmiah anggaran rendah di masa mendatang). Gaya tersebut dipilih sebagian karena alasan anggaran, tetapi juga karena Lucas ingin agar gaya tersebut tampak seperti dokumentasi visual aktual dari suatu peristiwa di masa mendatang.

Untuk menciptakan dunia futuristik yang dapat dipercaya dengan anggaran kecil, penggunaan perangkat nyata dimaksimalkan. Untuk memberi mereka tampilan futuristik, set praktis sering difilmkan pada sudut yang tidak normal dan pencahayaan yang kreatif. Banyak alat peraga juga merupakan objek dunia nyata yang diadaptasi untuk digunakan secara futuristik – praktik yang akan menjadi lebih umum ketika Lucas membuat Star Wars.

Moon (2009) – $ 5 Juta

Ditulis khusus untuk aktor Sam Rockwell, film Moon adalah cerita otak tentang astronot dalam misi solo 3 tahun. Ditulis dan disutradarai oleh Duncan Jones (putra David Bowie), Moon dimaksudkan sebagai kemunduran sci-fi di akhir 70-an atau awal 80-an – terutama Alien.

Seperti banyak film anggaran rendah lainnya, Moon mendapatkan keuntungan besar dari keakraban Jones dengan efek khusus. Pemeran kecil, pemotretan pendek, dan penggunaan miniatur yang cerdas di atas efek yang lebih mahal semuanya memastikan Moon dibuat untuk dolar bawah.

28 Days Later (2002) – $ 7 Juta

Film Fiksi Ilmiah Anggaran Rendah Terbaik 1

Dengan 28 Days Later, Danny Boyle merevitalisasi genre film zombie. Yang cukup ironis, mengingat “zombie” berjalan yang terinfeksi “Rage Virus” dalam 28 Days Later tidak akan lulus tes sniff dengan sebagian besar penggemar zombie.

Sebagian besar penghematan uang dalam 28 Days Later berasal dari cerita yang akrab. Ini adalah cerita sederhana tentang segelintir orang di Inggris yang sudah dikuasai. Skala kecil dari cerita tersebut berarti bahwa elemen film zombie yang biasanya jauh lebih ramah anggaran dapat dihindari sepenuhnya demi sebuah drama karakter yang berlatar dunia pasca-infeksi.

Europa Report (2013) – $ 10 Juta

Europa Report adalah contoh jenis fiksi ilmiah keras yang tidak terlalu umum dalam genre ini saat ini. Penulis Philip Gelatt ingin membuat film fiksi ilmiah yang tidak sepenuhnya menghilangkan kata “sains” dari persamaannya, jadi dia mulai membuat cerita dengan realisme ilmiah sebanyak yang dia bisa kumpulkan. Banyak berkonsultasi dengan perusahaan seperti NASA dan Space X, tim produksi berusaha untuk membuat film perjalanan luar angkasa yang paling masuk akal.

Sementara sebagian besar sci-fi keras dalam beberapa tahun terakhir, seperti Gravity dan Interstellar, telah mengikuti rute adegan menyapu yang diformat untuk IMAX, Europa Report melakukan yang sebaliknya. Sebaliknya, ia meniru gaya dokumenter seolah-olah film tersebut berasal dari masa depan, yang dibuat dengan memadukan potongan film yang “dideklasifikasi” dengan wawancara popout.

Efek Visual Sci-Fi Yang Mengubah Film Selamanya

Efek Visual Sci-Fi Yang Mengubah Film Selamanya – Genre Fiksi Ilmiah mendorong batas-batas baru dengan membayangkan masa depan potensial dan masalah moral yang diakibatkannya. Dalam medium film, menghidupkan ide-ide konsep tinggi ini seringkali memaksa para pembuat film untuk menciptakan alat-alat baru untuk mendongeng. Akibatnya, banyak inovasi efek khusus terpenting datang dari genre sci-fi.

Film fiksi ilmiah bertanggung jawab atas inovasi utama dalam teknik kamera, prostetik, dan citra yang dihasilkan komputer. Berikut adalah beberapa efek visual paling signifikan dari genre sci-fi yang mengubah film selamanya, dalam urutan kronologis slot.

Metropolis (1927) – The Schüfftan Process

Disutradarai oleh Fritz Lang, Metropolis adalah film fiksi ilmiah ekspresionis Jerman yang gaya dan inovasinya mempengaruhi beberapa film fiksi ilmiah terbesar sepanjang masa. Film ini tidak hanya secara visual mengesankan untuk era tersebut, tetapi juga memelopori teknik efek khusus baru yang disebut The Schüfftan Process.

The Schüfftan Process ditemukan sebagai cara untuk menggabungkan elemen aksi langsung dengan model atau gambar. Menggunakan cermin pada sudut tertentu di depan kamera, gambar model atau lukisan diproyeksikan terhadap aktor atau lokasi aksi langsung. Di Metropolis, proses tersebut digunakan untuk memasukkan miniatur gedung pencakar langit futuristik di belakang para aktor secara langsung sehingga membuat miniatur tersebut terlihat berskala penuh.

2001: A Space Odyssey (1968) – Star Gate Sequence

Karya fiksi ilmiah Stanley Kubrick 2001: A Space Odyssey penuh dengan citra yang menakjubkan. Film ini membawa eksperimen efek khusus ke tingkat yang sama sekali baru. Namun, satu efek visual dalam film tersebut memiliki dampak yang bertahan lama pada pemirsa hingga hari ini, dan itulah urutan Star Gate.

Seniman efek khusus Doug Trumbull menggunakan penggunaan fotografi pemindaian celah untuk menciptakan efek visual yang memukau. Dia merekam adegan itu berulang kali untuk memastikan bahwa itu sempurna, dan hasil akhirnya membingungkan.

Star Wars (1977) – The Lightsaber

Ketika Star Wars keluar pada tahun 1977, industri film berubah selamanya. Hollywood segera bergegas untuk menangkap kembali petir dalam botol yang melahirkan salah satu waralaba terbesar sepanjang masa. Star Wars tidak hanya menciptakan blockbuster musim panas modern, tetapi juga memelopori efek khusus yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Mungkin yang paling ikonik dari efek khusus ini di lightsaber. Perwujudan senjata Jedi yang elegan sangat mengesankan karena ikonik visual dan auralnya. Efek suara lightsaber sama, jika tidak lebih signifikan daripada efek visual. Keduanya berpasangan bersama membuat keajaiban budaya pop yang abadi.

Alien (1979) – The Xenomorph

Desain Xenomorph dari Alien benar-benar mengubah tampilan makhluk luar angkasa di layar. Serangga, kerangka, dan teknologi dengan bagian yang sama, tampilan Xenomorph sama sekali tidak tertandingi oleh alien sinematik lainnya. Meskipun telah melalui sedikit desain ulang selama bertahun-tahun, aspek utama dari tampilan Xenomorph sebagian besar tetap sama.

Didesain oleh H. R. Giger, tampilan Xenomorph dari Alien tahun 1979 sangat menakutkan. Tampilan kostumnya terlihat apik dan berlapis baja, yang dengan sempurna melengkapi kualitas insektoid dari desain Riger.

The Thing (1982) – Practical Monster Effects

The Thing karya John Carpenter menggunakan rasa isolasi paranoid dan desain monster yang sangat aneh untuk membangkitkan teror. Mengingat tidak adanya CGI pada saat itu, sangat mengesankan bahwa setiap efek makhluk dalam film ini masih bertahan hingga hari ini.

Setiap desain terasa seperti pelanggaran terhadap tubuh manusia, dengan anggota tubuh dan gerakan yang tidak wajar yang dieksekusi dengan luar biasa. Urutan kepala laba-laba dan urutan anjing adalah contoh abadi dari keefektifan efek praktis berkualitas tinggi.

The Fly (1986) – Facial Prosthetics

Seringkali ketika aktor harus memakai prostetik wajah yang berat dalam film, hasilnya adalah kinerja yang lebih lemah. Prostetik wajah (Facial Prosthetics) cenderung membatasi kemampuan aktor untuk mengekspresikan emosi. Efek visual yang fantastis bekerja pada The Fly 1986 entah bagaimana berhasil menjadi sangat detail sementara juga memungkinkan Jeff Goldblum untuk berakting.

Aspek kunci dari horor The Fly adalah menyaksikan perubahan tubuh karakter dengan cara yang menakutkan. Sangat penting bagi Goldblum untuk dapat secara efektif menyampaikan perasaan tidak mengenali diri sendiri di cermin. Prostetik wajah yang luar biasa dalam film ini meningkatkan horor ke level lain dengan menjijikkan dan mengartikulasikan.

Terminator 2: Judgment Day (1991) – iquid Metal CGI

Terminator logam cair di Terminator 2: Judgment Day adalah salah satu penggunaan CGI paling awal yang mengesankan. Penonton pada saat itu terpesona oleh tampilan yang meyakinkan dari terminator cair, karena level CGI ini belum pernah berhasil dieksekusi sebelumnya.

Efek visual membantu merintis penggunaan arus utama efek yang dihasilkan komputer, membuktikan bahwa teknologinya telah cukup jauh untuk diterapkan dalam blockbuster beranggaran besar. Masih butuh waktu lama sebelum CG tidak bisa dibedakan dari aslinya, namun, implementasinya di Terminator 2 sangat bagus sehingga masih terlihat tepat hari ini.

Jurassic Park (1993) – Dinosaurus

Karena CGI menjadi lebih banyak digunakan dalam pembuatan film, Jurassic Park 1993 benar-benar meningkatkan taruhan dalam cara menggunakannya. Hingga hari ini, efek khusus dinosaurus dalam film ini benar-benar dapat dipercaya. Tampilan film ini telah menua dengan sangat baik. Jurassic Park menggunakan perpaduan perhatian antara efek praktis dan CGI, yang merupakan teknik yang masih digunakan hingga hari ini.

Jurassic Park menetapkan standar bagaimana menggunakan CGI dengan baik. Efek praktis digunakan sebanyak mungkin, tetapi ketika melakukannya secara praktis tidak berhasil atau tidak 100% meyakinkan, CGI diimplementasikan untuk memencetnya. Hasilnya adalah film berusia hampir tiga puluh tahun dengan efek khusus yang telah menua dengan luar biasa.

The Matrix (1999) – Bullet Time

Efek Visual Sci-Fi Yang Mengubah Film Selamanya

Setelah The Matrix keluar pada 1999, hampir setiap film fiksi ilmiah dan aksi berusaha membangkitkan gaya ikonik. Jas hujan dan peretas adalah tren besar baru, bersama dengan waktu peluru gerak lambat. Sekarang, The Matrix tidak menciptakan Bullet Time, tetapi penerapan teknik inilah yang mempopulerkannya.

The Wachowski mencapai efek Bullet Time klasik mereka dengan mengelilingi urutan dengan lusinan kamera yang ditempatkan dengan cermat. Memotret beberapa sudut dari momen yang sama sekaligus ditambah beberapa keajaiban pengeditan menghasilkan beberapa visual film aksi paling ikonik sepanjang masa.

Planet Of The Apes Series (2011 – 2017) – Motion Capture

Iterasi terbaru dari The Planet Of The Apes bukanlah contoh teknologi motion capture yang paling awal yang digunakan dalam sebuah film, tetapi paling berhasil dalam implementasinya. Penggunaan motion capture sebelumnya memang bagus, tetapi trilogi ini mengangkatnya ke keunggulan. Ketiga film tersebut termasuk dalam daftar ini karena jika dilihat bersama-sama, orang dapat melihat bagaimana teknologi meningkat dari waktu ke waktu.

Khususnya di dua film terakhir, teknologi penangkapan gerak begitu kuat sehingga ada peningkatan fokus pada karakter yang seluruhnya dianimasikan. Meskipun sepenuhnya bersemangat, emosi dan keterkaitan mereka lebih baik dari sebelumnya.

Beberapa Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 2

Beberapa Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 2 – Dengan begitu banyak buku baru yang luar biasa yang keluar setiap hari, sulit untuk memilih mana yang layak untuk dimasukkan ke dalam tumpukan buku Anda. Jangan pernah takut: Apakah Anda ingin terhanyut oleh romansa yang berair, menggigit kuku hingga inti dengan film thriller yang menegangkan, melarikan diri ke dunia baru dengan fantasi yang fantastis, berjalan-jalan di sepatu orang lain dengan fiksi realistis, atau melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dengan fiksi sejarah. Pecahkan salah satu bacaan menakjubkan ini dan saksikan jam-jam berlalu. Berikut adalah beberapa buku fiksi terbaik di tahun 2021 bagian kedua:

Such a Fun Age

Emira Tucker hanya mengasuh anak untuk pemilik bisnis Alix Chamberlain sementara dia memikirkan apa yang harus dilakukan dengan hidupnya, tetapi dia terlibat dalam skandal setelah dia syuting larut malam dengan balita Alix di toko kelontong. Kisah yang memengaruhi ini mengeksplorasi cara ras, kelas, dan bahkan gerakan yang bermaksud baik dapat berdampak nyata pada kehidupan orang-orang. slot online

Big Summer

Dari penulis Mrs. Everything datang ke pantai ini untuk mengintip persahabatan wanita, romansa, dan beberapa rumah mewah tepi pantai yang menakjubkan. Daphne akhirnya lolos dari cengkeraman beracun Drue Cavanaugh dan menjadi dirinya sendiri sebagai influencer berukuran besar ketika Drue memintanya untuk hadir di pernikahannya di Cape Cod. Daphne setuju, tetapi segera mendapati dirinya terlibat dalam skandal yang tidak diharapkan siapa pun.

Perfect Tunes

Laura tiba di New York City dari Ohio dengan mimpi besar, tetapi alih-alih meluncurkan karier penyanyi-penulis lagu, dia jatuh cinta pada musisi bermasalah yang dampaknya bertahan lebih lama daripada hubungan mereka. Lima belas tahun kemudian, dia dan putrinya telah terpisah, dan masa lalunya mulai menggelegak ke permukaan. Nyalakan lagu favorit Anda dan nikmati kisah indah tentang persahabatan, keluarga, dan hal yang paling penting ini.

Long Bright River

Penggemar fiksi kriminal akan menyukai drama yang berpusat pada dampak kemanusiaan dari krisis opioid ini. Di tengah cerita adalah dua saudara perempuan yang terasing: Kacey berjuang melawan kecanduan, sementara Mickey adalah seorang polisi. Ketika Kacey menghilang dan gadis-gadis seperti dia mulai mati, Mickey memburu si pembunuh – dan Kacey – sebelum terlambat.

Weather

Anda akan melihat gaung zaman modern kita ketika Anda bertemu Lizzie, pustakawan yang bekerja di universitas tempat dia keluar untuk membantu saudara laki-lakinya yang kecanduan narkoba. Ketika seseorang yang dia kagumi mempekerjakannya untuk memilah-milah email ke podcast iklim Neraka dan Air Tinggi, Lizzie belajar lebih banyak tentang planet dan sifat manusia daripada yang dia tawar.

The Glass Hotel

Terkadang buku terasa tepat untuk saat ini. Ini buku itu. Penggemar distopia hit Station Eleven juga akan menyukai cerita ini yang menghubungkan antara ledakan skema Ponzi dan seorang wanita yang tersesat di laut.

It’s Not All Downhill From Here

Pada usia 68 tahun, kehidupan Loretha Curry berjalan cukup baik: dia menjalankan bisnis yang sukses, memiliki teman-teman yang akrab, dan seorang suami yang masih membuat darahnya mengalir. Ketika sebuah tragedi mengerikan menghancurkan dunianya, sistem pendukungnya yang akan mengingatkannya berapa banyak yang masih dia miliki.

Writers & Lovers

Siapa pun yang pernah memiliki pilihan sulit untuk bercinta akan menghargai kisah tentang seorang wanita yang tenggelam dalam hutang dan kesedihan setelah kematian ibunya dan mencoba untuk memilih di antara dua pria. Masing-masing dapat menawarkan kehidupan yang sangat berbeda, dan Anda akan menahan napas saat dia menyadari apa yang diinginkannya.

Topics of Conversation

Pikirkan tentang berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk berbicara satu sama lain dan seberapa banyak obrolan itu membentuk hidup kita. Novel yang tenang ini ditulis hampir seluruhnya dalam percakapan antar wanita, dengan fokus pada semua yang dikandungnya. Itu mendesis dengan gairah, humor, kesalahpahaman, dan banyak lagi yang muncul ketika wanita terbuka.

All Adults Here

Setelah dia menyaksikan kecelakaan bus sekolah, seorang ibu pemimpin kota kecil harus memperhitungkan hubungannya dengan anak-anaknya yang sudah dewasa. Buku ini memuat semuanya: karakter yang berkonflik, remaja yang mempelajari siapa mereka, seorang ibu tunggal yang berselingkuh, dan kambing. Ya, kambing.

A Long Petal of the Sea

Dari pakar percintaan, Allende, hadir petualangan liris baru ini mengikuti janda hamil Roser dan Victor Dalmow, saudara laki-laki dari almarhum cinta. Mereka menikah setelah pengambilalihan fasis tahun 1930-an di Spanyol, melarikan diri sebelum perang pecah di kapal yang disewa oleh penyair Pablo Neruda. Pasangan baru ini memulai kembali kehidupannya di Chili, belajar untuk saling mencintai di pengasingan.

The Herd

Ketika pendiri coworking space khusus wanita ini menghilang, teman-temannya terkejut. Tetapi saat mereka mencari petunjuk keberadaannya, mereka belajar lebih banyak lagi detail yang meresahkan tentang dia, persahabatan mereka, dan diri mereka sendiri.

The Regrets

Pada awalnya, chemistry Rachel dan Thomas menular, tetapi satu hal menghalangi mereka: dia sudah mati. Dia juga tidak seharusnya melibatkan dirinya dengan siapa pun yang masih hidup, akibatnya membuat diri mereka dikenal saat mereka semakin dekat. Kisah hantu romantis ini sangat aneh.

The Resisters

Tidak ada baseball? Salep luka itu dengan distopia yang akan terjadi di masa depan ini. Di AutoAmerica, orang Nett yang disukai tinggal di darat, sedangkan orang Surplus hidup di atas air. Ketika seorang anak dengan lengan seperti senapan lahir dari keluarga Surplus, dia akhirnya bermain untuk tim Netted, bahkan saat keluarganya menantang tatanan dunia.

Godshot

Kehidupan Lacey May di drought-parched Peaches dengan ibunya yang pecandu alkohol tidaklah sempurna, tetapi mereka memiliki satu sama lain dan gereja mereka, dipimpin oleh Pendeta Vern yang karismatik. Tetapi ketika ibunya menghilang, Lacey akan berusaha keras untuk menemukannya. Kisah ini akan membuat hati Anda sakit untuk protagonis remaja yang mengejar cinta yang kita semua dambakan.

Tiny Imperfections

Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 2

Para orang tua dan siapa pun yang pernah bersekolah akan senang mengintip dunia sekolah swasta yang bergejolak ini, dari dua wanita yang telah bekerja di dalamnya selama lebih dari 20 tahun. Kenali tiga generasi wanita kulit hitam di San Francisco saat mereka menavigasi alam semesta itu, bersama dengan hubungan, motivasi, dan bantuan drama yang menumpuk.

Thin Girls

Twins Rose dan Lily sangat dekat, mereka benar-benar merasakan emosi satu sama lain. Ketika mereka memasuki sekolah menengah dan ingin menyesuaikan diri, Rose berhenti makan dan Lily memberikan kompensasi yang berlebihan, yang menyebabkan Rose masuk ke fasilitas perawatan gangguan makan dan Lily berjuang melawan harga dirinya di luar. Buku ini menunjukkan bagaimana hubungan terdekat kita bisa berubah menjadi racun, jika kita tidak berhadapan langsung.

My Dark Vanessa

Novel ini melihat hubungan antara seorang guru berusia 42 tahun dan muridnya yang berusia 15 tahun beberapa tahun setelah fakta, ketika guru tersebut dituduh melakukan pelecehan seksual. Sekarang sebagai orang dewasa, Vanessa masih melihat kebodohan mereka sebagai kesepakatan, dan untuk berbicara sekarang akan memaksanya untuk memeriksa kembali itu. Ini adalah pandangan yang kuat tentang agen, kekuatan, dan memori seksual.

Blue Ticket

Pada hari mereka mendapat haid pertama, semua gadis menjalani lotere. Tiket putih bisa untuk menikah dan punya anak, sementara tiket biru mendapatkan karier dan kehidupan yang sangat peduli. Tetapi ketika Calla memutuskan untuk mengabaikan sistem tersebut, dia harus pergi dan mengandalkan keterampilan bertahan hidup yang diajarkan lotere kepadanya untuk mengalahkan mereka yang misinya adalah untuk melestarikannya.

Death in Her Hands

Buku yang menarik ini dimulai, “Namanya Magda. Tak seorang pun akan tahu siapa yang membunuhnya. Bukan aku. Ini mayatnya”. Setelah seorang janda tua menemukannya di hutan, rasa ingin tahunya dengan cepat berubah menjadi obsesi. Tapi bisakah kita mempercayai perasaannya tentang kejadian? Thriller kriminal bagian yang satu ini, sebagian humor gelap, dan sangat berharga untuk waktu Anda.

BeberapBuku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 1

Beberapa Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 1 – Membaca fiksi di tahun 2021 adalah tindakan menantang – mengalihkan perhatian kita dari bencana yang terjadi di sekitar kita untuk melakukan tindakan yang tenang dan imajinatif. Dan fiksi terbaik ini menawarkan banyak jalan menuju pemahaman yang lebih besar dan pelarian yang bermakna. Berikut ini adalah beberapa buku fiksi terbaik tahun 2021 bagian pertama:

Breasts and Eggs, Mieko Kawakami

Dalam novel pertamanya yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, penulis Jepang Mieko Kawakami mengikuti tiga wanita dan hubungan mereka dengan perubahan tubuh mereka. Ada Natsu yang berusia 30 tahun, kakak perempuannya Makiko, dan putri Makiko, Midoriko. premium303

Paruh pertama Breasts and Eggs, diterjemahkan oleh Sam Bett dan David Boyd, berpusat pada pencarian Makiko untuk merencanakan prosedur pembesaran payudara, dan penolakan Midoriko baru-baru ini untuk berbicara dengannya. Interaksi mereka disampaikan melalui suara kering Natsu dalam adegan-adegan yang penuh dengan dialog yang blak-blakan dan jenaka. Kemudian, Kawakami mengalihkan cerita ke depan, mengambil 10 tahun kemudian dan fokus pada Natsu karena dia lajang tetapi mempertimbangkan keibuan. Sementara Natsu diukur dan menghakimi dalam menceritakan kisah obsesi kakaknya untuk menyempurnakan citranya, dia sekarang tidak yakin dan bingung oleh ketakutannya sendiri tentang penuaan. Dalam menggambarkan kecemasan ini, Kawakami melihat dengan tajam harapan yang diletakkan pada wanita oleh dunia dan oleh diri mereka sendiri.

Where the Wild Ladies Are, Aoko Matsuda

Di Where the Wild Ladies Are, penulis Jepang Aoko Matsuda memandu pembaca melalui peristiwa supernatural dan memperkenalkan mereka pada karakter dunia lain seolah-olah mereka benar-benar biasa. Sentuhan yang bersahaja dan jenaka itulah yang membuat kumpulan cerita pendek yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Polly Barton ini begitu istimewa. Matsuda memperbarui cerita hantu tradisional Jepang untuk era kontemporer, memberikan agensi kepada karakter wanita yang sebelumnya tidak bersuara dan dengan main-main memecahkan peran dan stereotip gender yang masih begitu menyebar dalam budaya Jepang saat ini. Seorang penerjemah sendiri, Matsuda tahu bagaimana bermain dengan bahasa, menanamkan naratornya dengan keistimewaan yang tak terlupakan. Sementara setiap bab berisi cerita pendeknya sendiri, beberapa saling terkait. Hasilnya adalah penataan ulang cerita tradisional sebagai bagian dari narasi yang lebih luas tentang perempuan dan kekuasaan.

Deacon King Kong, James McBride

Saat itu September 1969 ketika Sportcoat, deacon tua pemarah dari sebuah gereja di proyek Causeway Houses di Brooklyn, menembak wajah pengedar narkoba lokal Deems. Seluruh lingkungan dipenuhi dengan berita: Sportcoat mengeluarkan 0,38 dari sakunya dan meniup telinga anak laki-laki yang biasa dia latih dalam bisbol. Kenapa dia melakukan hal seperti itu? Bahkan deacon sendiri sepertinya tidak tahu. Penulis pemenang National Book Award James McBride mengungkapkan jawabannya dalam kisah komedi dan kasih sayang ini, yang memberikan perhatian penuh kasih kepada berbagai karakter. McBride menggambarkan dunia mereka dalam kekhususan yang padat dan ritmis, terpaku pada sejarah lokal yang kaya dari komunitas dan suara-suara yang mengisinya.

A Burning, Megha Majumdar

Setelah menyaksikan serangan teroris, Jivan, seorang wanita Muslim miskin yang tinggal di daerah kumuh Kolkata, membuat komentar di Facebook yang mengkritik tanggapan pemerintahnya terhadap peristiwa tragis tersebut. Itu adalah tindakan dengan konsekuensi yang mengerikan, karena dia ditahan dan dituduh membantu para penyerang. Dalam novel debutnya yang dirancang dengan indah, Megha Majumdar menulis dengan sangat mendesak saat dia merinci penderitaan Jivan. Di luar Jivan, Majumdar memperkenalkan dua perspektif utama: mantan guru olahraga sang protagonis, PT Sir, yang memiliki hubungan dengan partai politik sayap kanan yang berusaha untuk menyegel takdirnya, dan Lovely, orang buangan dengan impian menjadi aktor dan satu-satunya orang yang dapat membuktikan bahwa Jivan tidak bersalah. Saat bergerak di antara tiga suara mereka, Majumdar mengungkapkan titik temu antara ambisi dan ketakutan mereka, yang menyatu ke dalam penyelidikan korupsi, kelas, dan tragedi yang mengerikan.

I Hold a Wolf by the Ears, Laura van den Berg

Buku Fiksi Terbaik Tahun 2021 Bagian 1

11 cerita yang terdiri dari koleksi cantik dan berani Laura van den Berg menampilkan pemeran wanita kontemplatif yang menghadapi situasi yang aneh, sedih, dan meresahkan. Di antara mereka adalah “pekerja lepas duka” yang memperoleh penghasilan tambahan dengan menyamar sebagai orang mati, istri yang tanpa sadar dibius oleh suaminya dengan seltzer berduri obat penenang, dan putri yang menemani ibunya yang sakit dalam tur terakhir yang pahit di Italia. Karakter dalam narasi ini masing-masing rusak dengan cara yang berbeda, tetapi mereka semua diam-diam bergumul dengan pertanyaan terbesar dalam hidup – arti kesepian dan kehilangan, daya tahan cinta. I Hold a Wolf by the Ears adalah fiksi pendek terbaiknya: van den Berg menangkap trauma paling kejam di satu halaman, lalu memberikan dosis humor yang menyembuhkan di halaman berikutnya.

Homeland Elegies, Ayad Akhtar

Seringkali kita diberi sebuah novel yang menggabungkan kecerdasan yang dalam, prosa yang teliti dan sesuatu yang mendalam untuk dikatakan tentang keadaan dunia kita. Dalam Homeland Elegies, pemenang Hadiah Pulitzer, Ayad Akhtar, memberikan pembaca bahwa dalam kisah seorang pria yang sangat mirip dengan dirinya, yang memiliki nama yang sama dan lahir dari imigran Pakistan di Amerika Midwest seperti Akhtar. Dari bab pembukaan ketika ayah Ayad yang fiktif memperlakukan Donald Trump untuk penyakit jantungnya di tahun 1990-an, jelas kita berada di dunia yang dapat dikenali tetapi belum tentu nyata. Itu semua adalah bagian dari poin Akhtar: proyeknya menggunakan fiksi sebagai filter untuk menceritakan kisah penting tentang seorang pria yang menghadapi kekacauan kehidupan Amerika setelah 9/11 dan perjuangan keluarganya untuk mendefinisikan dirinya sendiri. Ini adalah tindakan penyeimbangan yang rumit antara apa yang nyata dan yang mungkin tidak, namun dalam buku Akhtar yang brilian, kompleksitas American Dream tidak pernah begitu telanjang.

A Children’s Bible, Lydia Millet

Pada liburan yang tiada duanya, sekelompok keluarga berbagi rumah musim panas di tepi danau, di mana orang tua tidak terlalu peduli tentang apa yang anak-anak mereka lakukan. Ketika badai dahsyat merobek rumah, orang dewasa memilih untuk mengabaikan kekacauan dan beralih ke lemari minuman keras sebagai gantinya, meninggalkan anak-anak untuk mencari keselamatan sendiri. Dalam novel ramping dan pendorong, remaja Evie menceritakan perjuangan kelompok di tengah tingkat kehancuran apokaliptik. Pikirannya tentang bencana alam yang sedang berkembang menangkap dua kepribadian remaja yang merajuk, muak dengan orang tuanya, dan seorang anak muda yang dipaksa untuk tumbuh terlalu cepat. Novel finalis Penghargaan Pulitzer, Lydia Millet, yang merupakan finalis Penghargaan Buku Nasional, adalah kisah petualangan yang mengingatkan pada klasik dan kisah peringatan tentang masa depan yang suram yang diceritakan melalui mata generasi yang terlalu nyaman dengan malapetaka.

Beberapa Film Horor Sci-Fi Yang Bagus Untuk Ditonton

Beberapa Film Horor Sci-Fi Yang Bagus Untuk Ditonton – Serial Alien mungkin adalah contoh horor fiksi ilmiah paling terkenal, tetapi 10 judul yang kurang terkenal ini layak mendapatkan pujian yang sama.

Alien, horor fiksi ilmiah ikonik Ridley Scott tahun 1979 mungkin adalah salah satu film paling terkenal sepanjang masa. Tak heran jika menjadi hit box office dan mengumpulkan begitu banyak penghargaan selain menelurkan seluruh franchise yang masih kuat hingga saat ini. https://beachclean.net/

Namun, yang tidak disadari oleh beberapa penggemar dan penonton biasa adalah bahwa ada film serupa lainnya yang dapat ditonton untuk kombinasi fiksi ilmiah dan horor, bersama dengan beberapa elemen tematik dan cerita yang serupa, dalam beberapa kasus. Film-film ini tidak selalu sebanding dengan statusnya dengan Alien, tetapi pasti layak untuk ditonton.

Life (2017)

Life tahun 2017 adalah kasus yang menarik. Memang tidak banyak mendapat perhatian saat dirilis, namun setahun setelah itu, film tersebut dibandingkan dengan Venom dan Upgrade, keduanya keluar pada tahun 2018. Intinya, ketiganya mirip dengan Alien, tetapi hanya untuk tingkat terkecil yang masih bisa membuat mereka menjadi jam tangan yang menyenangkan.

Dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Rebecca Ferguson, dan Ryan Reynolds, Life mengikuti sekelompok astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang menemukan bukti pertama kehidupan di Mars … dan itu jelas tidak bersahabat.

Resident Evil (2002)

Saat ini, adaptasi video game cukup umum, meskipun kebanyakan dari mereka biasanya gagal baik di box office maupun di hadapan para kritikus. Tapi, Resident Evil tahun 2002 mungkin hanya pengecualian. Itu tidak sempurna, tetapi banyak pemirsa menikmatinya, dan film itu sukses box office pada saat itu, yang jelas menghasilkan banyak sekuel.

Film ini mengikuti judul amnesia pahlawan wanita Alice (diperankan oleh Milla Jovovich) yang bekerja sama dengan sekelompok komando Umbrella Corporation mencoba mencegah T-virus menyebar di luar fasilitas rahasia bawah tanah tempat mereka berada.

Annihilation (2018)

Film lain yang diabaikan, Annihilation 2018 adalah bom box office, tetapi, setelah dirilis di Netflix, film tersebut akhirnya menemukan penonton. Disutradarai oleh Alex Garland, Annihilation menampilkan pemain yang kuat termasuk Natalie Portman, Tessa Thompson, dan Oscar Isaac.

Berdasarkan novel tahun 2014 dengan judul yang sama, film ini mengikuti sekelompok penjelajah yang dikirim ke “The Shimmer”, zona karantina aneh dengan flora dan fauna yang bermutasi yang mulai berubah setelah kontak dengan kehidupan asing.

Cloverfield (2008)

Genre footage yang ditemukan mungkin telah habis dengan sendirinya pada titik ini, tetapi, dari semua lusinan film yang gagal dibuat dengan teknik ini, ada beberapa permata sejati yang masih diingat hingga hari ini, dan seperti Cloverfield tahun 2008 yang merupakan box office dan hit kritis.

Berlatar di New York City, cerita tersebut disajikan sebagai rekaman yang seharusnya ditemukan pada camcorder pribadi yang ditemukan di Central Park oleh Departemen Pertahanan AS. Ceritanya mengikuti sekelompok teman dan kenalan yang mencoba bertahan hidup saat monster raksasa mulai menghancurkan kota.

The Mist (2007)

Berbicara tentang monster, mereka tidak selalu harus terlihat menakutkan. Faktanya, pendekatan ini adalah salah satu alasan mengapa Alien berhasil, dan The Mist tahun 2007 menggunakannya dengan sangat baik. Meskipun tidak sukses pada saat itu, film ini dianggap sebagai salah satu adaptasi terbaik dari karya Stephen King, karena didasarkan pada novel tahun 1980 dengan judul yang sama.

Berlatar di Bridgton, Maine, The Mist mengikuti artis David yang terjebak di toko bersama putranya dan pelanggan lain setelah kabut misterius tiba di luar dan mereka yang memasukinya diserang oleh makhluk tak terlihat.

Sunshine (2007)

Meskipun gagal di box office, film thriller psikologis fiksi ilmiah Danny Boyle tahun 2007, Sunshine, diterima dengan baik oleh para kritikus dan penonton, dan bahkan mendapatkan beberapa nominasi penghargaan. Saat ini, sering disebut dalam konteks film yang diremehkan, dan itu pasti salah satu dari jenisnya.

Ditetapkan pada tahun 2057, Sunshine mengikuti sekelompok astronot, dengan anggota pemeran termasuk Cillian Murphy, Rose Byrne, dan Chris Evans, di pesawat ruang angkasa menuju Matahari yang sekarat yang mereka butuhkan untuk menyalakan kembali.

[Rec] (2007)

Permata rekaman lain yang ditemukan, Rec tahun 2007 adalah kesuksesan komersial dan kritis besar-besaran yang kemudian membuatnya mendapatkan status sebagai salah satu karya terbaik dalam genre-nya. Selain itu, film ini sebenarnya sepenuhnya dalam bahasa Spanyol, sehingga dapat menjadi pengantar yang bagus untuk penggemar horor ke film asing.

Rec mengikuti reporter berita dengan juru kameranya yang rekamannya digunakan untuk menyajikan cerita. Reporter berita meliput intervensi petugas pemadam kebakaran di sebuah gedung di Barcelona, ​​tetapi, setelah lebih banyak detail terungkap, situasinya meningkat menjadi sesuatu yang tidak terduga dan mematikan.

A Quiet Place (2018)

Film Horor Sci-Fi Untuk Ditonton

Tidak diragukan lagi salah satu kesuksesan horor terbesar dalam beberapa tahun terakhir, A Quiet Place menjadi hit besar di box office dan bahkan kemudian mendapatkan beberapa nominasi penghargaan utama, yang tidak sering terjadi pada film dalam genre ini.

Berlatar tahun 2021, A Quiet Place mengikuti sebuah keluarga, dengan John Krasinski dan Emily Blunt berperan sebagai orang tua, mencoba bertahan di dunia pasca-apokaliptik yang dihancurkan oleh monster luar angkasa yang buta. Untuk menghindari tertangkap dan dibunuh, keluarga harus membuat sedikit kebisingan dan berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

Moon (2009)

Moon 2009 adalah film yang membuktikan bahwa pemeran kecil dan anggaran yang lebih kecil pun dapat bekerja dengan baik di setiap aspek. Memang, meskipun sukses box office yang sederhana, itu diterima dengan sangat baik oleh para kritikus, dan kinerja Sam Rockwell sedikit dipuji. Selain itu, CGI dalam film tersebut terlihat luar biasa mengingat anggaran dan fakta bahwa itu tahun 2009.

Berlangsung di Bulan — ya, Anda dapat menebaknya — Moon mengikuti astronot Sam Bell, diperankan oleh Rockwell, yang tinggal di stasiun penambangan helium-3 dan akan dikirim kembali ke Bumi setelah tiga tahun bekerja. Teman satu-satunya adalah robot, yang membuat Sam mengalami krisis pribadi setelah sekian lama tanpa kontak manusia yang tepat, tetapi semuanya menjadi lebih buruk setelah dia menabrak penjelajah bulannya.

The Thing (1982)

Sejauh ini, salah satu film horor fiksi ilmiah paling terkenal yang pernah dibuat, The Thing mungkin memiliki status yang setara dengan Alien. Tapi, tidak seperti Alien, The Thing bukanlah hit besar dan sebenarnya ditinjau secara negatif saat dirilis. Seiring waktu, film tersebut mengalami evaluasi ulang kritis dan sekarang dianggap sebagai klasik kultus.

Berdasarkan novel tahun 1938 Who Goes There?, Film ini mengikuti sekelompok peneliti Amerika, salah satunya diperankan oleh Kurt Russell, yang ditempatkan di Antartika yang bersentuhan dengan ” Thing”, makhluk luar angkasa yang dapat meniru bentuk kehidupan lain.

Back to top